merupakan pembuka Iradat-Ku. Ajaran yang terkandung dalam ajaran kedua, tentang wedaran wahananing zat (ajaran tentang keadaan zat) yaitu, bahwa Aku (Allah) adalah Zat Yang Maha Kuasa, yang berkuasa untuk menciptakan barang apapun juga yang ada di alam semesta beserta isinya.
Sesuatu itu bisa tercipta dengan cepat dan sempurna karena sudah menjadi kuasa dan kehendak Allah sendiri, selain Allah itu Maha Pencipta juga mempunyai sifat Maha Suci, Maha Luhur dan bersifat kekal.
Ketiga, ajaran Peneguh Keimanan, yang berbunyi : “Ingsun anekseni, satuhune ora ana pangeran anging Ingsun, lan anekseni Ingsun satuhune Muhammad iku utusan Ingsun.”
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Aku (Allah), dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanKu. Ajaran tersebut menerangkan tentang hakikat tauhid (kenyataan Allah Yang Maha Esa). Ajaran ini dalam Wirid Hidayat Jati disebut panetep santosaning iman (penguat sentosanya iman).
Diawali dengan syahadad jati (kesaksian nyata) sebab mengajarkan dengan jalan memberi tahu secara batin tentang penguat keyakinan kita, dalam menghayati yang senyatanyatanya hidup kita pribadi. Bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan yaitu Allah Yang Maha Esa dan Allah mempunyai utusan untuk menyampaikan risalah-Nya yaitu yang bernama Muhammad saw.
Keempat, ajaran Sasahidan, berbunyi : “Ingsun anekseni ing Datingsun dhewe, satuhune ora ana Pengeran anging Ingsun, lan anekseni Ingsun satuhune Muhammad iku utusan Ingsun, iya sajatine kang aran Allah iku badan Ingsun, Rasul iku rahsaningsun, Muhammad iku cahyaningsun, iya Ingsun kang urip ora kena ing pati, iya Ingsun kang eling ora kena ing lali, iya Ingsun kang langgeng ora kena owah gingsir kahanan jati iya Ingsun kang waskitha ora kasamaran ing sawiji-wiji, iya Ingsun kang amurba amisesa, kang kawasa wicaksana ora kukurangan ing pangerti, byar sampurna padhang terawangan, ora karasa apa-apa, ora katon apa-apa, amung Ingsun kang angliputi ing alam kabeh kalawan kodratingsun.”
Aku (manusia) bersaksi kepada Zat-Ku (Zat Yang Maha Esa yaitu Allah) sendiri, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku (Allah), dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku, sesungguhnya yang bernama Allah itu badan-Ku, Rasul Rahsa-Ku, Muhammad cahya-Ku. Akulah (Allah) yang hidup tidak akan mati. Akulah (Allah) yang selalu ingat tidak akan lupa. Akulah (Allah) yang kekal tidak ada perubahan dalam segala keadaan. Akulah Allah) yang bijaksana tiada kekurangannya di dalam pengertian, sempurna terang benderang, tidak terasa, tidak kelihatan, hanya Aku (Allah) yang meliputi alam semesta, karena kodrat-Ku.
Ajaran di atas pada dasarnya merupakan penjabaran dari ajaran Sasahidan, yaitu sebagai penjelasannya. Kalimat tersebut setiap kali diulang di dalam segala ajaran dengan perubahan disana-sini. Ajaran ini diangkat atau diucapkan sesudah mengetahui arti syahadat jati yaitu tidak ada Tuhan
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, kemudian mengangkat saksi dari segala makhluk yang terbentang di alam dunia seperti : bumi, langit, matahari, bulan, bintang, api, angin, air dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar semuanya menjadi saksi, bahwa manusia telah mengakui Tuhan Yang Maha Suci pencipta alam semesta. (Red)