ADA PUISI
Ada puisi menyelinap ke meja tamu lebaran
Menjadi castengle, nastar dan sirop rasa kelapa
Pembicaraan masih sekitar parcel capres
Tentang sejarah tak mengenal Marhaen
Ini peci Soekarno untuk Bung kecil dari desa
Sang puisi pindah ke meja makan keluarga
Ada yang belum hadir, cawapres masih jomblo
Halo apa ada sambal untuk opor ayam kampung
Lalu nyanyian kanak tentang nyiur melambai
Jas dan pantalon ini belum diseterika, Bunda
Puisi pun menulis tentang dirinya sendiri
Di meja belajar cucu ketinggalan amplop
Kami mesti belajar nasasos bukan nasi goreng
Tak ada kata panglima untuk perjuangan kata
Karena bagi kami Presiden adalah rakyat
K L U K U K A
Rebahlah penatmu di lelah putih sauh
Di batas permulaan antara sepi dan rindu
Siapa kan jelang kekasih di ufuk jauh
Setelah rimba, ngarai dan bukit cintamu
Inikah pertemuan layar tambat dirundung
Saat matahari menepi di batas riung
Klukuka geliat pedih di ngarai gunung.
Hidup bukan kepastian akan kekalahan
Tapi akanan permulaan sebelum menyerah
Sudah, sudah, sudahlah sudahi sudah
Itulah letih purnamu di ujung penantian
Tapi perjalanan belum selesai merima
Barangkali ada sukamu menyiksa jejiwa lara
Lalu matahari merebah di tengah sabana
Bukit Sinai menjulang di sisi deritaku sayang
Apakah ini badai atau angin dari lautan
Tak ada pelayaran selain jiwa jejiwa berlabuh
Dan pertanyaan tertunda dari pantai utara
Inikah cinta atau sakit menyimpan derita…
Semarang 8 April 2023