BARISAN.CO – Banyak orang yang merasa semakin bertambahnya usia semakin mengecil lingkaran pertemanannya. Memasuki rentang usia akhir 20-an, memang kebanyakan orang sudah mulai selektif dalam berteman. Ini bukanlah hal aneh, bahkan psikolog Harold Kelley dan John Thibaut menjelaskan kelumrahan ini dalam teori Social Exchange.
Teori Social Exchange
Dalam teori Social Exchange, hubungan manusia diibaratkan layaknya bisnis. Dimana ada 3 unsur yang menjadi faktor lama atau tidaknya bertahannya hubungan pertemanan, diantaranya: reward (imbalan), cost (biaya), dan profit (keuntungan).
– Reward (Imbalan)
Reward disini adalah apresiasi dalam sebuah hubungan. Misalnya, diberi perhatian atau disayang oleh teman-teman, seperti kejutan ketika ulang tahun adalah contoh dari bentuk reward. Dan masih ada banyak lagi contoh bentuk reward, seperti traktiran, quality time, pemberian hampers lebaran, dan masih banyak lagi.
– Cost (Biaya)
Sadar atau tidak dalam pertemanan itu selalu ada cost atau biaya yang dikeluarkan. Tentu, biaya yang dimaksud tidaklah berarti uang, tapi bisa juga berupa waktu atau tenaga yang dicurahkan untuk menjaga hubungan pertemanan.
Jadi, seperti sekedar mendengarkan curhat atau memberi saran adalah bentuk dari biaya. Meski hal itu tidak dapat diukur dengan materi tapi perlu pengorbanan untuk melakukannya.
Dan pengorbanan itu termasuk ke dalam opportunity cost, yaitu biaya yang diakibatkan dari peluang yang hilang untuk melakukan kegiatan lain, semisal tidak bisa me time karena teman membutuhkan bantuan.
– Profit (Keuntungan)
Profit atau keuntungan disini tidaklah sesempit diartikan materi. Tapi dalam pertemanan, keuntungan itu berupa manfaat, seperti kepuasan batin, keceriaan, atau juga advice pengembangan diri.
Makin Dewasa Lebih Perhitungan
Tak dapat dipungkiri, makin dewasa seseorang akan lebih perhitungan dengan untung-rugi yang diterima dari hubungan pertemanan. Dan ketiga unsur diatas adalah unsur-unsur yang mempengaruhi tingkat kualitas hubungan pertemanan.
Menurut Thibaut dan Kelley, semakin banyak reward yang diterima, profit yang diperoleh akan lebih besar pula. Sebaliknya, jika dalam pertemanan reward yang didapatkan lebih sedikit dari cost yang dikeluarkan, maka akan ada pihak yang merasa dirugikan sehingga hubungan pertemanan tersebut dapat cepat berakhir. Itulah alasan di balik mengecilnya lingkaran pertemanan ketika usia semakin bertambah.
Lebih penting dari soal sedikit atau banyaknya teman adalah kualitas hubungan pertemanan. Maka, tidak salah apabila dengan pendekatan unsur teori Social Exchange, seseorang menjadi selektif dalam berteman. Sudah sebaiknya memang, bertemanlah dengan teman yang memberikan dampak positif.
Manfaat Menghabiskan Waktu Sendirian
Lantas, di samping itu, tak ada salahnya untuk memberi banyak waktu berinteraksi dengan diri sendiri ketimbang dengan teman baru. Melansir dari Healtline, setidaknya ada 3 manfaat dari menghabiskan waktu sendirian:
1. Menghemat energi
Bersosialisasi dengan teman kadangkali menyedot banyak energi, khususnya bagi pribadi introvert. Sehingga tidak bersosialisasi dengan teman dapat menghemat energi.