Anies membaca buku Kumpulan Pidato karya Mohammad Hatta, Buku Big Debt Crises karya Ray Dalio, dan buku How Democracies Die yang ditulis Steven Levitsky.
BARISAN.CO – Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Rasyis Baswedan dalam laman Facebooknya membaca buku tentang Ali Sadikin, buku berjudul Pemimpin yang Dirindukan. Pada kali ini Barisanco akan memberikan rekomendasi buku menambah wawasan dan agar kamu tidak baper.
Sebelumnya, Bacapres Anies Baswedan menuliskan dalam laman Facebooknya:
Membaca buku tentang Ali Sadikin dalam perjalanan menuju Bandung. Buku berjudul “Pemimpin yang Dirindukan” ini hadiah dari Mas Boy Sadikin, sahabat dan rujukan kita para aktivis di Jakarta.
Kisah kepemimpinan yang amat menginspirasi. Menbangun Jakarta di era 1970an. Masa tugas Ali Sadikin dicukupkan oleh pemerintah pusat di tahun 1977, saat ia berusia 51 tahun, tapi dia dikenang sepanjang masa oleh rakyat Jakarta.
Perjalanan Bacapres Anies Baswedan di Bandung menghadiri beberapa agenda. Seperti la menghadiri Opening Kafe Sosial Pedjuang di Bandung yang berlokasi di Jalan Arcamanik Endah 64 ini adalah tempat integrasi gerakan sosial – politik dan bisnis, serta co-working space.
Selain itu, Anies menemui relawan Anies Jawa Barat. Saat bertemu relawan Jawa Barat, Anies Baswedan mendapat gelar Jawara Macan Kumbang Padjadjaran dan sekaligus mendapat baju pangsi berwarna hitam bergambar macan kumbang.
Anies juga menghadiri acara jalan sehat dan dialog kebangsaan diselenggarakan PKS yang diikuti lebih dari 15 ribu kader dan simpatisan.
Kembali ke rekomendasi buku menambah wawasan, beberapa kali Anies acapkali mengunguh foto membaca buku di laman media sosialnya. Tidak hanya satu dua kali, ia beberapa kali menampilkan dirinya membaca buku.
Sebut saja, Anies membaca buku Kumpulan Pidato karya Mohammad Hatta dan Buku Big Debt Crises karya Ray Dalio, buku yang membahas bagaimana menghadapi krisis utang besar.
Bahkan Anies juga membaca buku How Democracies Die yang ditulis Steven Levitsky seorang Profesor Yahudi di Harvard yang bekerja untuk David Rockefeller Center for Latin American Studies.
Berikut ini 5 rekomendasi buku menambah wawasan dan berpikir kritis:
1. Buku Bumi Manusia
Novel karya Pramoedya Ananta Toer yang menjadi bagian pertama dari Tetralogi Buru. Novel Bumi Manusia mengisahkan tentang kehidupan dan perjuangan seorang tokoh utama bernama Minke yang berlatar belakang pada akhir abad ke-19, di masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia.
Melalui Minke, Pramoedya Ananta Toer menggambarkan perasaan nasionalisme, keinginan untuk keadilan sosial, dan perjuangan melawan penindasan kolonial.
2. Madilog
Buku Madilog karya Tan Malaka, sosok tokoh revolusioner dan intelektual Indonesia. Madilog artinya Materialisme, Dialektika, dan Logika merupakan salah satu karya pemikiran sosialis dan revolusioner di Indonesia.
Melalui buku ini Tan Malaka mengajukan analisis tentang materialisme, dialektika, dan logika sebagai landasan filosofis bagi perjuangan rakyat melawan penindasan dan imperialisme kolonial. Buku ini ditulis selama masa penahanan Tan Malaka oleh pemerintah kolonial Belanda.
3. Di Bawah Bendera Revolusi
Buku karya Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno yang patut dan layak dibaca. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1963. Isi buku ini terdiri dari kumpulan pidato, tulisan, dan pemikiran Soekarno yang menggambarkan pandangan politik dan visi perjuangan nasionalisme Indonesia.
Melalui buku ini Ir. Soekarno mengeksplorasi berbagai isu politik, sosial, dan ekonomi yang relevan dengan Indonesia pada masanya. Dia menekankan pentingnya nasionalisme, persatuan, dan semangat kebangsaan dalam upaya mencapai kemerdekaan dan membangun bangsa yang berdaulat.
4. Aksi Massa
Selain Madilog, buku karya Tan Malaka yang lain yakni Aksi Massa yang patut dijadikan refrensi dan bahan bacaan. Ditulis pada tahun 1926 dan diterbitkan secara tidak resmi pada tahun 1948.
Buku ini berisi analisis dan pandangan tentang gerakan dalam perjuangan nasional Indonesia pada awal abad ke-20. Melalui buku ini Tan Malaka menganalisis dinamika gerakan, termasuk pertumbuhan dan tantangan yang dihadapinya.
Selain itu, Tan Malaka juga membahas pemikiran marxisme dan sosialisme, serta relevansinya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
5. Catatan Seorang Demonstran
Buku karya Soe Hok Gie yang menggambarkan pemikiran, perjuangan, dan kepedulian sosial Soe Hok Gie.
Dalam buku ini, Soe Hok Gie mencatat pengalamannya selama berbagai peristiwa penting di Indonesia, termasuk perjuangan untuk demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Dia secara kritis membahas isu-isu politik, lingkungan, dan sosial di negaranya.
Demikinlah rekomendasi buku menambah wawasan dan berpikir kritis agar tidak baper. [Luk]