Dari penjelasan yang sangat detil ini kita dapat membaca kerangka cara pandang seorang negarawan pada diri Anies Baswedan. Bagaimana Negara hadir dalam bentuk ruang ketiga untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Lima tahun ini kita melihat, merasakan, menikmati dan memiliki pengalaman di Ruang Ketiga Jakarta. Ruang di antara rumah dan tempat kerja atau sekolah, tentang integrasi transportasi (JakLingko), tentang trotoar yang luas, rapih dan nyaman, tentang Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang instalgramable, aman dan nyaman, tentang Ruang Terbuka Hijau yang ramah anak serta edukatif, sarana olahraga berstandar internasional dan tentang jalur sepeda yang aman dan nyaman.
Anies punya cara pandang yang berbeda dengan seluruh gubernur yang pernah ada di Jakarta tentang fasilitas transportasi. Anies menempatkan kaki sebagai alat transportasi yang dimiliki semua manusia oleh karena itu sarana transportasi yang utama didahulukan Anies yakni fasilitas bagi pejalan kaki. Kini kita mendapati trotoar yang luas, fasilitas disabilitas, estetik, aman dan nyaman. Pada beberapa trotoar kita tidak lagi menemukan tiang dan kabel listrik melintas di atasnya, misalnya Jl. M.H. Thamrin, Jl. Soedirman, Jl. Kawasan Segitiga, Jl. Duri Kosambi Raya, Jl. Layur, Jl. Cikini Raya, Jl. Kramat Raya, Jl. Salemba Raya, Jl. Kemang Raya, Jl. Tanjung Barat Raya, Jl. Prof. Dr. Satrio, Jl. Jend. Ahmad Yani, Jl. Pulo Mas – Cawang dan lainnya. Lebih dari 241 km penataan trotoar direfitalisasi Anies secara keseluruhan.
Anies membangun JPO dengan standard yang baik, sekaligus menyampaikan pesan standard JPO di Ibu Kota. JPO yang sangat instalgramable sehingga banyak dijadikan spot foto, bahkan sebagai wahana baru wisata kota. Tidak hanya di Jl. M.H. Thamrin atau Jl. Soedirman, JPO yang keren dapat ditemukan juga di pinggiran Jakarta seperti JPO Tapal Kuda di Tanjung Barat-Lenteng Agung, Jakarta Selatan, JPO Sumarno di Penggilingan, Jakarta Timur, JPO Jelambar Barat di Tambora, Jakarta Barat. Dan tentunya JPO Phinisi di Soedirman-Karet, Jakarta Pusat sejak diresmikannya 10 Maret 2022 sampai saat ini tidak pernah sepi dari pengunjung yang ingin merasakan JPO yang didekasikan Anies untuk tenaga kesehatan selama Covid-19.
Mengintegrasikan transportasi adalah juga gagasan orisinalitas Anies. Anies mnyebutnya dengan istilah Jak Lingko. Kini kita merasakan mudahnya bertransportasi umum dengan menggunakan Jak Lingko. Dari jalanan gang kampung yang terhubung dengan Mini Bus Jak Lingko, dengan Busway TransJakarta, dan terintegrasi dengan LRT, MRT serta transportasi online. Pada beberapa tempat seperti kawasan Centrale Stichting Wederopbouw (CSW), kawasan Duku Atas Soedirman, St. Manggarai, St. Tanah Abang, terintegrasi mini bus, busway, LRT, MRT, pesepeda dan pejalan kaki serta disabilitas. Menariknya integrasi ini bukan hanya untuk moda transportasi tetapi juga integrasi pembayaran dengan satu kartu satu harga untuk sekali perjalanan. Penataan kawasan terintegrasi juga mengusung tema yang menarik, nyaman, aman, mudah dan wahana rekreasi kota.