Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Pojok Bahasa & Filsafat

Bagaimana Emoticon Mengisi Ruang Kosong Bahasa Teks

:: Ananta Damarjati
5 Oktober 2021
dalam Pojok Bahasa & Filsafat
Bagaimana Emoticon Mengisi Ruang Kosong Bahasa Teks

Ilustrasi: Unsplash.com/Denis Cherkashin.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Sulit ditampik bahwa emoticon adalah penemuan yang mendekati mukjizat. Keberadaannya telah mencegah jutaan potensi terjadinya kesalahpahaman antarmanusia sekolong jagat ini saat berkomunikasi via teks.

Kita sering mendengar cerita-cerita pertikaian akibat bahasa teks. Praktis, hal itu terjadi sebab bahasa teks pada dasarnya memang hanya mengandalkan huruf-huruf dingin. Membaca maksud di balik huruf-huruf itulah yang kadang bukan hal mudah. Tak semudah saat kita mendengar bahasa lisan.

Kenapa bisa begitu, adalah sebab bahasa lisan memiliki intonasi sementara bahasa teks tidak.

Intonasi memiliki pola melodis. Pola tersebut dengan baik menggambarkan rentang ekspresi manusia yang mudah kita tangkap maksudnya. Dengan intonasi itulah, kita bisa langsung menyimpulkan apakah seseorang sedang marah, gembira, sedih, atau terkejut, saat ia mengucap ‘anjing’.

BACAJUGA

Hasil tidak akan mengkhianati usaha

Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha? Ini Penjelasannya

12 Mei 2022
Membangun Harkat Bahasa Tegal

Membangun Harkat Bahasa Tegal

2 November 2021

Demikianlah agaknya kita perlu berterima kasih kepada Scott Fahlman, seorang ilmuwan komputer di Carnegie Mellon yang memperkenalkan emoticon berbentuk senyuman untuk pertama kalinya pada 19 September 1982.

Dilansir dari Time, mula-mula Fahlman memperhatikan percakapan melalui pesan elektronik yang digunakan oleh staf untuk berkomunikasi. Dia menemukan ada hal-hal yang membuat percakapan itu kurang luwes, seperti lelucon yang hilang, maksud yang disalahartikan, dan omelan yang mengaburkan diskusi.

Fahlman kemudian mencetuskan sebuah ide legendaris: “Jika menyatakan sesuatu yang lucu atau ironis, beri label komentar dengan wajah tersenyum yang terbuat dari titik dua, tanda kurang, dan tanda kurung.”

Siapa sangka ide ilmuwan gabut itu sekarang ini kita pakai ramai-ramai. Dan emoticon senyum bikinannya bisa dikata adalah ibu dari segala emoticon yang jumlahnya ribuan itu.

Ilustrasi salah paham akibat teks.

Dalam perkembangannya, emoticon yang masih menggunakan unsur kombinasi tanda ala Fahlman disempurnakan menjadi gambar kecil penuh warna pada medio 1990-an. Seorang perencana telekomunikasi asal Jepang, Shigetaka Kurita, adalah orang yang merancangnya.

Shigetaka Kurita memberi nama ‘emoji’ terhadap temuannya itu. Emoji secara literer adalah kombinasi bahasa Jepang dari kata “gambar” (e) dan “huruf” (moji).

Emoji dengan seketika mendapat tempat di jagat maya. Kemampuannya menyampaikan ekspresi seakan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh bahasa teks.

Beberapa tahun lalu, sebuah konsorsium bernama Unicode merilis daftar emoji yang paling sering digunakan warga dunia. Untuk ukuran benda renik yang terlihat sepele, pemeringkatan emoji rupanya digarap menggunakan metodologi yang serius oleh Unicode.

Secara umum, Unicode menghitung peringkat berdasarkan pada frekuensi rata-rata penggunaan setiap emoji di berbagai sumber. Dipertimbangkan pula faktor jenis kelamin dan warna kulit pengguna emoji. Pada akhirnya, semua unsur pendukung tersebut ditabulasi untuk mendapatkan gambaran yang representatif.

Hasilnya, emoji face with tears of joy menduduki peringkat pertama yang paling sering digunakan umat manusia (9,9%). Posisi kedua dan ketiga berturut-turut diduduki oleh emoji red heart (6,6%) dan emoji smiling face with heart-eyes (4,2%).

Pada satu peringkat persis di bawahnya, ada emoji rolling on the floor laughing (4,2%), smiling face with smiling eyes (3,2%), dan folded hands (1,9%).

Sebetulnya ada ribuan emoji lainnya yang turut dihitung. Namun selain yang sudah disebut di atas, kebanyakan emoji tidak sering digunakan sehingga persentasenya tak mencapai 1% frekuensi penggunaan.

Secara menarik, sepanjang tahun 2020 hingga awal 2021, emoji terkait COVID-19 sangat populer dipakai warga dunia. Hal ini dapat dilihat dalam publikasi yang dirilis Emojipedia pada Maret lalu.

Sekurang-kurangnya Emojipedia menghitung sebanyak 976,7 juta kicauan Twitter dan menemukan bahwa ada kenaikan dramatis pada 3 jenis emoji: face with medical mask, microbe, dan syringe.

Face with medical mask sempat mengalami lonjakan signifikan pada bulan Maret 2020. Kalau kita ingat kembali, bulan-bulan itu memang situasi dunia serba menakutkan. Pengetahuan kita tentang Virus Corona belum lengkap, vaksin belum ditemukan, dan segalanya terasa tidak pasti. Satu-satunya yang kita tahu adalah memakai masker.

Tren yang terjadi pada emoji face with medical mask tentu saja amat menarik. Barangkali itulah mengapa sesekali kita boleh membenarkan ucapan para sosiolog, yang mengatakan bahwa manusia sering menyesuaikan realitas sosial dengan realitas simboliknya.

Jika benar demikian, jika emoji sudah menjadi upaya simbolis manusia untuk mengespresikan realitasnya, maka di sisa 2021 ini mari berharap bahwa akan muncul lebih banyak emoji yang menyenangkan dan membahagiakan pada tahun-tahun depan. [Dmr]

Topik: BahasaBahasa IndonesiaEmojiEmoticon
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Apa Itu Digital Talent Readiness
Pojok Bahasa & Filsafat

Apa Itu Digital Talent Readiness? PT Telkom, Ini Penjelasannya

10 Juni 2022
arti ikhlas
Pojok Bahasa & Filsafat

Arti Ikhlas, Penjelasan dan Tingkatannya

8 Juni 2022
apa itu film blue
Pojok Bahasa & Filsafat

Apa itu Film Blue atau Film Biru? Ini Sejarah dan Alasannya

6 Juni 2022
apa itu card holder
Pojok Bahasa & Filsafat

Apa itu Card Holder dan Manfaat Menggunakannya

31 Mei 2022
arti qadarullah
Pojok Bahasa & Filsafat

Arti Qadarullah dan Kenapa Harus Berdoa, Ini Penjelasannya

18 Mei 2022
arti agama tentatif
Pojok Bahasa & Filsafat

Apa itu Agama Tentatif, Indonesia Mengakui 6 Agama

13 Mei 2022
Lainnya
Selanjutnya
WhatsApp, Instagram, dan Facebook Down, Mark Zuckerberg Merugi Triliunan

WhatsApp, Instagram, dan Facebook Down, Mark Zuckerberg Merugi Triliunan

merusak mata

5 Kebiasaan Buruk Ini Bisa Merusak Mata

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Aksi Bar-Bar Kembali Terjadi di Babarsari DIY, Sri Sultan: Kekerasan Fisik Jangan Jadi Kebiasaan

Aksi Bar-Bar Kembali Terjadi di Babarsari DIY, Sri Sultan: Kekerasan Fisik Jangan Jadi Kebiasaan

4 Juli 2022
batubara

Permintaan Batubara Eropa Meningkat, Apakah Industri Tambang Indonesia Siap?

4 Juli 2022
5 Cara Perusahaan Mengurangi Beban Ganda Ibu Pekerja

5 Cara Perusahaan Mengurangi Beban Ganda Ibu Pekerja

4 Juli 2022
Dongeng Utang Indonesia (Bagian Enam)

Dongeng Utang Indonesia (Bagian Enam)

4 Juli 2022
Deklarasi ANIES NTB: Anies Sosok Pemimpin yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Deklarasi ANIES NTB: Anies Sosok Pemimpin yang Paling Dibutuhkan Indonesia

4 Juli 2022
kekuasaan allah

Tanda Kekuasaan Allah, Bagi Kaum yang Berfikir

4 Juli 2022
hukum dan peraturan

Pondasi Republik: Perbedaan Hukum dan Peraturan

4 Juli 2022

SOROTAN

Anies Bukan Pemimpin Biasa
Opini

Anies Bukan Pemimpin Biasa

:: Redaksi
3 Juli 2022

Penulis: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES TIAP orang memang merupakan pemimpin. Sekurangnya memimpin keluarga atau dirinya sendiri. Beberapa diantaranya diberi...

Selengkapnya
Anies Sunny Tanuwidjaja

Sunny yang Membelot, Anies yang Dirisak

2 Juli 2022
Walau Ibukota Pindah, Kami Tak Akan Tinggalkan Jakarta Dalam Keadaan Darurat Tenggelam

Walau Ibukota Pindah, Kami Tak Akan Tinggalkan Jakarta Dalam Keadaan Darurat Tenggelam

1 Juli 2022
anies holywings

Anies, Holywings dan Lidah Buzzer yang Kelu

30 Juni 2022
minyak goreng dan pertalite melalui aplikasi

Pembelian Pertalite dan Migor Melalui Aplikasi Berpotensi Timbulkan Kegaduhan

30 Juni 2022
Pasca Covid-19, Ledakan Bonus Demografi Jadi Tantangan Sekaligus Ancaman

Pasca Covid-19, Ledakan Bonus Demografi Jadi Tantangan Sekaligus Ancaman

30 Juni 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang