“Proses tidak akan mengkhianati hasil”.
BARISAN.CO – “Proses tidak akan mengkhianati hasil”. Itulah pepatah yang menuntun visi Mikel Arteta sebagai pelatih. Baginya, tak ada pencapaian yang diperoleh secara instan. Semua itu butuh waktu dan melalui sebuah proses.
Tampak sekali, Arsenal di tangannya mengalami perubahan yang signifikan. Datang kembali ke Stadion Emirates sebagai juru taktik, ia memang berambisi mengembalikan Arsenal sebagai pesaing serius papan atas Premier League.
Menggantikan Unai Emery sejak Desember 2019 lalu, Arteta dan Arsenal membuat pertaruhan besar. Bayangkan, Arteta baru pertama kalinya menduduki posisi pelatih, dan Arsenal mempertaruhkan nasibnya kepada ‘anak baru’ itu. Namun begitu, Arteta bukanlah orang awam, ia sempat membantu Pep Guardiola sebagai asistennya di Manchester City.
Pengalaman itu tentunya banyak memengaruhi gaya kepelatihannya. Sempat menukangi tim besar, Arteta merasa percaya diri untuk menahkodai mantan timnya yang pada saat itu secara peringkat klasemen di bawah City. Cukup berani memang, ia menjadikan Arsenal sebagai kelinci percobaan pertamanya.
Mengamati Hal-hal Kecil
Menjadi pelatih Arsenal, Arteta langsung memboyong keluarganya dari Manchester ke London Utara. Dan, ia memilih hunian yang berada di antara Stadion Emirates dan training ground The Gunners. Hal itu untuk memudahkannya memantau situasi timnya di stadion maupun di London Colney.
Karena memang, terlihat sejak awal melatih, ia getol memonitoring kondisi timnya. Ia selalu update informasi kebugaran dan data latihan anak asuhnya lewat ponsel. Bahkan, ia juga memberikan fasilitas kebugaran untuk anak-anak asuhnya supaya tetap giat berlatih di rumah.
Selain itu, ia juga membangun rutinitas hal-hal teknis di luar lapangan, seperti mengadakan banyak sesi sharing dengan para staf atau pemainnya. Ia termasuk pelatih yang egaliter dengan para staf dan pemain. Arteta juga banyak menghabiskan waktunya untuk menonton dan menganalisis video pertandingan timnya
Sosok yang Tegas dan Pemberani
Keyakinan Mikel Arteta pada ‘proses’, ia terkenal tegas terhadap prinsipnya. Bahkan, ia tidak segan membuang pemain yang tidak memberikan komitmennya terhadap tim, sekalipun pemain tersebut adalah seorang bintang.
Pada masa kepelatihannya, sejumlah nama besar, seperti Mesut Ozil, Henrikh Mkhitaryan, dan Pierre-Emerick Aubameyang pun akhirnya hengkang. Ia enggan berkompromi dengan pemain-pemain besar itu.
Bahkan, ia berani memainkan pemain-pemain muda asalkan mereka mau mematuhi dan memberikan komitmen penuh kepada klub. Itulah sebabnya, banyak talenta muda yang menghuni skuadnya.
Sejumlah nama-nama baru pun akhirnya berhasil ia orbitkan. Ambil contoh Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli, mereka mendapatkan banyak menit bermain dari Arteta. Pun, kualitas keduanya memang mumpuni memainkan positional play ala Arteta.
Soal perekrutan pemain baru, lagi-lagi Arteta juga lebih memilih pemain yang mau bekerjasama dengannya, karenanya ia banyak memboyong pemain-pemain muda, seperti Oleksandr Zinchenko, Aaron Ramsdale, William Saliba, Gabriel Magalhaes, dan Gabriel Jesus.
Akhirnya, perlahan Arteta membuktikan bahwa ia adalah pilihan tepat bagi The Gunners. Bersamanya, Arsenal menjelma sebagai pengganggu Manchester City. Pada musim 2022/2023 pun, mereka finish sebagai Runner Up Premier League. Selanjutnya, mungkinkah ia akan mencuri trofi juara? [dmr]