مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Artinya: “Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap ucapan, baik yang disengaja maupun tidak, akan dicatat dan akan dipertanggungjawabkan.
Maka, mari kita latih diri untuk berbicara hanya ketika perlu dan memilih kata-kata yang bermanfaat.
Bahaya Lisan dan Tantangan di Era Digital
Di era digital seperti sekarang, bahaya lisan tidak hanya datang dari ucapan langsung, tetapi juga dari tulisan di media sosial.
Komentar negatif, ujaran kebencian, dan fitnah seringkali menjadi bagian dari kehidupan online. Namun, prinsip menjaga lisan tetap berlaku.
Sebelum mengetik atau membagikan sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini bermanfaat? Apakah ini akan menyakiti orang lain?”
Sebagaimana kita menjaga lisan kita, kita juga harus menjaga jejak digital kita. Pilihlah untuk menyebarkan kebaikan, bukan keburukan.
Gunakan lisan dan tulisan kita untuk memberikan manfaat, menginspirasi, dan menyebarkan kebenaran.
Bahaya lisan adalah pengingat bagi kita untuk senantiasa waspada dengan setiap kata yang keluar dari mulut kita.
Jika lisan kita digunakan untuk kebaikan, ia akan menjadi sumber pahala dan keberkahan. Sebaliknya, jika tidak dijaga, ia akan menjadi penyebab kehancuran.
Mari kita berkomitmen untuk menjaga lisan kita, sebagaimana Rasulullah Saw mengajarkan. Jika kita tidak yakin dengan manfaat ucapan kita, lebih baik diam. Ingatlah, diam adalah emas yang menyelamatkan.
Semoga Allah Swt memberikan kita kekuatan untuk menjaga lisan, sehingga kita selamat di dunia dan akhirat. Amin. []