Tapi bagaimanapun nasi sudah menjadi komisaris. Bubur adalah pilihan para pemegang saham Telkom. Tentu saja kita perlu berbaik sangka, mereka yang memilih Abdee paham pilihannya tidak disertai kemungkinan tunggal bahwa Abdee pasti berhasil, tanpa memperhitungkan bahwa Abdee mungkin saja gagal, atau setidak-tidaknya kurang memenuhi standar dan harapan.
“Beri Abdee sedikit waktu,” kata para pemegang saham Telkom.
Baiklah. Barangkali kitalah yang kelampau tergesa. Kita inginnya Telkom segera beres. Kita ingin legalitas komisaris sebaiknya disesuaikan dengan pembenaran teknokratis. Kita ingin norma bisnis perusahaan pelat merah mengakomodasi aspirasi kita.
Mungkin seruan para pemegang saham Telkom itu ada benarnya. Kita perlu memberi Abdee waktu. Kita perlu mencoba ‘tuk mengenal Abdee, tulus, dan apa adanya. []