Polusi cahaya merupakan efek samping dari peradaban industri.
BARISAN.CO – Pernahkah kalian mendengar istilah polusi cahaya? Istilah ini memang terdengar asing, tak seperti polusi lainnya seperti polusi udara, air, suara, dan tanah.
Namun sebenarnya, cahaya juga bisa menjadi polutan. Penggunaan cahaya buatan yang tidak tepat atau berlebihan dikenal sebagai polusi cahaya yang dapat menimbulkan konsekuensi lingkungan yang serius.
Polusi cahaya merupakan efek samping dari peradaban industri. Mulai dari pencahayaan eksterior dan interior gedung, periklanan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan, hingga tempat olahraga yang diterangi.
Hari ini, kita dapat melihat sendiri banyak pencahayaan luar ruangan yang digunakan pada malam hari tidak efisien, terlalu terang, tidak tepat sasaran, tidak terlindung dengan baik, dan, dalam banyak kasus, sama sekali tidak perlu. Cahaya ini, dan listrik yang digunakan untuk membuatnya, disia-siakan dengan menumpahkannya ke langit, alih-alih memfokuskannya ke objek dan area aktual yang ingin disinari.
Tak sampai di situ, polusi cahaya juga berdampak buruk pada kesehatan. Dilansir dari Anethic, berikut bahayanya bagi kesehatan manusia:
Kerusakan Mata
Pakar kesehatan percaya, lingkungan visual adalah penyebab utama miopia, bukan kebiasaan mata. Menurut para ahli yang relevan, lingkungan visual dalam polusi cahaya kering dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) polusi lingkungan visual luar ruangan, seperti fasad bangunan;
(2) polusi lingkungan visual dalam ruangan, seperti dekorasi dalam ruangan, lingkungan warna cahaya buruk dalam ruangan; dan
(3) polusi lingkungan visual lokal, seperti buku dan kertas, produk industri tertentu, dan lain-lain.
Penelitian juga menunjukkan, polusi cahaya kering dapat menyebabkan kerusakan pada kornea dan iris mata manusia, menghambat fungsi sel fotoreseptor retina, menyebabkan kelelahan visual, dan kehilangan penglihatan.
Kanker
Sebuah artikel tahun 2001 di Journal of National Cancer Institute menyebut, sebuah pusat penelitian kanker Seattle menyurvei 1.606 wanita dan menemukan mereka yang bekerja shift malam 60 persen lebih mungkin mengembangkan kanker payudara.
Disebutkan juga, semakin lama bekerja shift malam, semakin besar kemungkinan mereka mengembangkan penyakit. Para ilmuwan dari 147 komunitas di Israel tersebut kemudian menemukan, semakin banyak polusi cahaya, semakin besar kemungkinan wanita terkena kanker payudara.
Alasan untuk ini mungkin karena cahaya yang tidak alami menekan sistem kekebalan tubuh, memengaruhi produksi hormon, dan mengganggu keseimbangan endokrin yang mengarah pada kanker.
Menghasilkan Emosi Negatif
Kerusakan ringan dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, penurunan kinerja seksual, peningkatan stres, dan kecemasan. Studi model hewan telah menunjukkan, ketika cahaya tidak dapat dihindari, ia dapat memiliki efek negatif pada suasana hati dan kecemasan.
Studi terbaru lainnya menunjukkan, polusi cahaya berwarna tidak hanya merusak fungsi fisiologis manusia, tetapi juga memiliki efek pada psikologi manusia. Orang yang berada di bawah paparan jangka panjang terhadap cahaya berwarna, efek akumulasi psikologis bisa berdampak berbeda, seperti merasakan kebosanan dan kelemahan, kepekaan, kebodohan, menurunnya libido, dan kelelahan.
Sementara, orang yang terpapar cahaya berwarna untuk waktu yang lama, efek psikologis kumulatif juga dapat menyebabkan berbagai tingkat kelelahan, pusing, kehilangan libido, impotensi, gangguan menstruasi, neurasthenia, dan gangguan fisik dan mental lainnya.
Polusi cahaya mengancam bagi kesehatan dan efisiensi kerja manusia, yang pada akhirnya setiap tahunnya banyak orang mengalami kerugian. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk kita memperhatikan polusi visual dan meningkatkan lingkungan visual. (Yat)