depan rumahku jadi TPS
yang berteriak akan tinggal serak
yang bertikai bersyukurlah jika tak jadi bangkai
yang merasa penting semoga tak jadi pening
kertas sudah dilubangi
wajah calon-calon pemimpin sudah dilubangi
ada yang diculek matanya
ada yang dipaku hidungnya
ada yang disobek mulutnya
mbah Sujarno yang biasa mencari rumput untuk kambingnya diajak ke tps
ia dijanjikan kehidupan baru yang lebih baik
“Luwih apik piye? Uripku wis sempurna. Aku sehat wae wis cukup. Rejeki wis diatur Gusti,” katanya.
“Kan negara menjadi lebih tertib,” kata petugas yang berwibawa itu.
“Mbiyen janjine yo ngono. Aku kon melu pemilu ben negarane tertib, rakyate sejahtera. Bar pemilu tetep wae,” kata Mbah Jarno.
yang bersepedamotor tak berhelm, lanjut mbah Jarno
yang mengelola anggaran tetap korupsi
yang menulis berita tetap menerima amplop dan mengubah beritanya
asu liar tetap ada
kucing liar tetap kurus
kere-kere tetap bertualang
wong edan tetep turut ndalan
“Lha bedane opo aku nyoblos karo ora?” gugat mbah Jarno
namun ia tetap ke TPS
memberikan pilihannya
ia merobek mulut bergambar calon
ia tak peduli sah atau tidaknya surat suara itu
“Aku mangkat ngarit. Wedusku selak kaliren. Sing cogab cagub, cobap cabup opo yo peduli? Uteke isine mung piye carane menang, ora piye carane nyambut gawe,” mbah Jarno marah.
di TPS kemudian menyetel Jaran Goyang
semua menari
dan yang berteriak tinggal serak
[Tanjungsari, depan rumahku jadi TPS]
cawet
dilarang menjemur cawet
karena akan diketahui
orang lain
barangsiapa melanggar
akan kami sikat dengan
mengirim satgas
tanjungsari, 2023
harap
di negeri kami warganya harus punya harapan
gusti allah negeri kami sangat sibuk memikirkan nasib kami
sehingga harus diapresiasi dengan harapan
“Gantungkan nasib kalian pada mungkin, pada kadang-kadang. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika ia tidak berusaha mengubahnya,” kata gusti allah kecil negeri kami
sejak itu sekte gusti allah mampu mengalahkan kuasa Gusti Allah
hukuman akan diterapkan pada mereka yang mencipta harapan baru
pada mereka yang bercita-cita beda
“Hukuman paling adil adalah dengan meminta berdiam di kamar sendirian
tak boleh kangen siapapun
tak boleh marah
tak boleh gembira
tak boleh sedih
tak boleh tertawa
tak boleh menangis
hidup tak berani menggantungkan diri pada kadang-kadang berarti menghina negara dan gusti allah sebagai simbol negara,” kali ini pidato gusti allah menggelegar
sejak itu negeri menjadi basah kuyup
bukan oleh hujan
bukan oleh tangis
negeri itu basah kuyup terkena ludah
gusti allah yang setiap hari
mengumpulkan para gusti allah kecil
“Jadi kenalkan, ini temanku. Namanya bla bla bla,” demikian warga sibuk dengan kesibukannya
tanjungsari,2023