BARISAN.CO – Masalah Pinjaman Online (Pinjol) semakin rumit hingga saat ini, mulai dari maraknya pinjol ilegal hingga dampak buruk pada masyarakat akibat kurang pemahaman literasi terkait pinjol. Keadaannya semakin mengkhawatirkan, seakan seperti jurang yang meganga.
Sudah sepatutnya masyarakat segera memahami pentingnya literasi keuangan, agar tak terjerumus dalam musibah finansial.
Dalam era di mana teknologi semakin merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, kian penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang mendalam mengenai literasi keuangan. Dua aspek penting dari literasi keuangan adalah memahami pinjaman online (pinjol) dengan bijak dan menjaga keseimbangan keuangan melalui kebijakan pengeluaran yang sehat.
Eko Filtra, Pemimpin Divisi Pembiayaan Ritel dan UMKM, PT Bank DKI Syariah, merasa risau dengan kondisi saat ini, pasalnya banyak sekali masyarakat yang masih terlilit pinjol terlebih pinjol ilegal.
“Sangat sayang melihat kondisi saat ini banyak masyarakat yang terjerat pinjol ilegal. Terlebih profesi guru hingga 42% sebagai profesi yang mendominasi dari jeratan pinjol, padahal guru merupakan profesi yang menjadi pilar kokoh berdirinya bangsa dan negara menjadi maju, selebihnya korban PHK imbas dari pandemi yang mencapai 21%, dan ibu rumah tangga capai 18%” Ungkap Eko saat di temui tim Barisan.co 28/08/2023
Pinjaman online (pinjol) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Kehadirannya yang praktis dan cepat memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan dana dengan mudah.
“Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami dengan baik bagaimana pinjaman ini berfungsi. Pertama-tama, pemahaman mengenai suku bunga, biaya layanan, dan jangka waktu pinjaman haruslah jelas. Terlalu sering, orang terjebak dalam perangkap utang akibat tidak memahami sepenuhnya konsekuensi finansial dari pinjaman. Oleh karena itu, mengedukasi diri mengenai istilah dan mekanisme pinjaman adalah langkah awal yang sangat penting. Terlebih yang menjadi perhatian penting adalah masih banyak orang ambil pinjol untuk menutui utang pinjol yang hampir jatuh tempo, penalaran tersebut harus kita perbaiki” Ungkap Eko.
Berikut Tips Memilih Pinjaman Online dengan Bijak dan Cerdas
- Verifikasi Legalitas Lembaga Pembiayaan: Sebelum mengambil pinjaman dari lembaga pinjaman online, pastikan bahwa lembaga tersebut memiliki izin resmi dari otoritas keuangan yang berwenang. Anda dapat memeriksa daftar lembaga keuangan yang resmi di situs web otoritas terkait di negara Anda.
- Periksa Reputasi: Telusuri reputasi lembaga pinjaman tersebut. Cari ulasan dan pendapat dari pengguna lain yang pernah menggunakan layanan mereka pada play store. Jika ada banyak keluhan atau ulasan negatif, sebaiknya hindari lembaga tersebut.
- Bandingkan Suku Bunga dan Biaya: Perbandingan suku bunga dan biaya antara lembaga pinjaman yang berbeda dapat membantu Anda menemukan penawaran yang lebih adil dan masuk akal. Jika suku bunga atau biaya terlihat terlalu tinggi atau tidak masuk akal, itu bisa menjadi tanda pinjol ilegal.
- Pahami Ketentuan dengan Jelas: Bacalah dengan cermat semua ketentuan dan syarat pinjaman sebelum menandatangani perjanjian. Pastikan Anda memahami semua biaya terkait, jangka waktu pinjaman, dan konsekuensi dari keterlambatan pembayaran.
- Tidak Memerlukan Informasi Pribadi yang Berlebihan: Pinjol ilegal sering kali meminta informasi pribadi yang tidak perlu untuk memberikan pinjaman. Berhati-hatilah jika diminta memberikan data yang sensitif seperti kata sandi akun bank atau informasi pribadi lainnya yang seharusnya tidak relevan dengan pinjaman.
- Pastikan Situs Web Aman: Saat mengajukan pinjaman online, pastikan situs web lembaga tersebut aman dengan protokol enkripsi (https). Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau keuangan melalui situs web yang tidak aman.
- Periksa Informasi Kontak: Pastikan lembaga pinjaman memiliki informasi kontak yang jelas dan valid. Jika sulit untuk menghubungi lembaga atau informasi kontak terlihat tidak lengkap, ini bisa menjadi tanda bahaya.
- Berhati-hati dalam Menjaga Data Diri: Data diri di era cyber saat ini harus benar-benar jaga dengan baik, pasalnya kejahatan era cyber terjadi lebih karena kecerobohan diri yang suka mengumbar data pribadi. Tak banyak korban pinjol ilegal yang berakhir teragis, karena data identitas di lecehkan sebagai upaya penagihan yang kejam.
Dalam upaya menciptakan masyarakat yang cerdas keuangan, pendidikan dan kesadaran terhadap literasi keuangan harus ditingkatkan. Serta upaya pemerintah juga lembaga keuangan resmi sangat penting dalam edukasi kemudahan akses pembiayaan, untuk mendapatkan produk dan akses literasinya.
Masih Dalam Bayang-Bayang Pinjol: Bankir Wanti-wanti, Seluruh Masyarakat Harus Disiplin Jaga Catatan Finansial
Eko menghimbau, apabila untuk menjalani profesi sehari-hari masih jauh menutupi kebutuhan, maka memilih pekerjaan tambahan dengan berwirausaha bisa menjadi opsi.
Selanjutnya, Pihaknya menyapaikan bahwa Bank DKI memiliki jenis pinjaman tanpa agunan bagi pelaku UMKM, tak beda jauh dengan pinjol tanpa agunan. Hal itu sebagai upaya perbankan daerah mendukung pengusaha muda dan pemula agar tumbuh.
”Sebagai upaya peningkatan UMKM dari berbagai kelas termasuk pemula, kami telah bekerja sama dengan pemerintah provinsi melalui program Jak Preneur, Jak Preneur merupakan program pengembangan UMKM melalui pemberdayaan dan penyaluran pembiayaan untuk modal. Pembiayaan kepada UMKM juga beberapa jenisnya tanpa agunan dan dengan bunga yang lebih rendah dari Pinjol” Ujar Eko
Sementara itu, Eko menghimbau terlebih kepada pengusaha UMKM agar berhati-hati dalam mengakses pinjaman online dan harus cermat. Karena imbasnyai besar. Tak hanya diri sendiri namun keberlangsungan usaha yang sudah berjalan. Semua transaksi keuangan di perusahaan pinjol resmi hampir semuanya terekam SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan). Dan itu sangat penting untuk menjaganya.
“Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang akurat dan mudah dimengerti mengenai pengelolaan keuangan. Dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan pinjol yang tidak bijak. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki bekal yang cukup untuk membuat keputusan finansial yang cerdas. Dan menjaga kelangsungan keuangan mereka dengan baik” pungkas Eko. [rif]