Perbankan di Indonesia telah mulai merevolusi pola pelayanan bisnis dari kantor fisik ke digital.
BARISAN.CO – Dalam beberapa dekade terakhir, perbankan telah mengalami transformasi drastis dengan penurunan tajam jumlah kantor bank fisik. Ini disebabkan oleh pergeseran ke era digitalisasi perbankan dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan akses pelanggan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa kantor bank fisik semakin berkurang dan bagaimana perbankan bergerak menuju digitalisasi penuh.
Perbankan telah berubah secara fundamental dengan mengadopsi teknologi digital. Bank-bank besar menginvestasikan sumber daya besar dalam pengembangan aplikasi perbankan online yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi, memeriksa saldo, dan mengelola keuangan mereka secara online.
Bahkan, beberapa bank kini beroperasi secara eksklusif online tanpa adanya cabang fisik. Ini menandai peralihan besar dari model perbankan tradisional ke model digital.
Selanjutnya, transformasi ini memberikan keuntungan besar dalam hal efisiensi biaya. Dengan mengurangi jumlah kantor fisik, bank dapat menghemat biaya operasional yang tinggi seperti sewa bangunan dan gaji karyawan. Ini memungkinkan mereka untuk menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif kepada nasabah.
Selain itu, digitalisasi memberikan kemudahan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya. Nasabah dapat mengakses rekening mereka kapan saja dan di mana saja, bahkan di daerah terpencil. Ini memungkinkan pelanggan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih fleksibel.
Salah satu tren yang paling mencolok dalam industri perbankan adalah penurunan jumlah kantor bank fisik. Ini terjadi karena bank-bank mengalihkan fokus mereka dari layanan fisik ke layanan digital. Dengan adopsi teknologi finansial (fintech) yang cepat dan platform perbankan online yang semakin canggih, konsumen sekarang dapat mengakses layanan perbankan mereka melalui ponsel cerdas dan komputer pribadi dengan mudah.
Bank Fisik Makin Redup
Tercatat, perbankan di Indonesia telah mulai merevolusi pola pelayanan bisnis dari kantor fisik ke digital. Pada Juni 2023 sudah ada penutupan kantor kas fisik sebanyak 857 kantor dari Juni 2022. Pada Juni 2022 kantor fisik tersebut sejumlah 25.641 unit, dan pada 2023 Juni menjadi 24.740 unit.
Bila memantau lebih ke belakang dari tahun 2015, sudah terdapat depresiasi jumlah kantor fisik bank, hingga penurunan 24.790 dan atau sejumlah 8.169 unit. Padahal pada tahun 2015 lalu jumlah kantor fisik bank masih sejumlah 32.953 unit. Tak hanya itu, digitalisasi juga menimbulkan tantangan bagi perbankan, bank yang tak adaptif akan mengalami kebangkrutan juga. Pada tahun 2015, terdapat 118 bank hingga turun atraktif di Juni 2023 menjai 105 bank.
Sementara, fenomena banyaknya penutupan bank fisik tersebut tidak menimbulkan dampak dari penurunan aset perbankan. Hal ini menjadi sebuah sinyal bahwa digitalisasi justru membuka banyak ruang pangsa pasar bagi bank.
Pada Juli 2023 total aset perbankan yaitu 11,052,100 miliar. Naik menjadi 7.21% secara tahunan dari Juni 2022 sebesar 10,30,568 miliar. Terlebih jika pembandingnya 5 tahun ke belakang, pada tahun 2018 total aset perbankan sebesar 7,913,491 naik agresif hingga 40%.
Tantangan dan Peluang
Meskipun transformasi digital membawa banyak manfaat, ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu yang utama adalah keamanan data. Dengan peningkatan transaksi online, risiko keamanan data meningkat. Bank harus terus meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka untuk melindungi informasi pelanggan.
Namun, digitalisasi juga membawa peluang besar dalam hal inovasi. Bank dapat menggunakan data dari transaksi online untuk memahami lebih baik kebutuhan pelanggan dan menawarkan produk yang lebih disesuaikan. Mereka juga dapat berkolaborasi dengan perusahaan tekfin untuk mengembangkan solusi perbankan yang lebih inovatif.
Penurunan jumlah kantor bank fisik adalah bagian dari transformasi besar dalam perbankan yang didorong oleh digitalisasi. Ini mengubah cara bank beroperasi dan memberikan pelanggan akses yang lebih mudah. Meskipun ada tantangan dalam hal keamanan, manfaatnya termasuk efisiensi biaya, akses yang lebih luas, dan peluang inovasi. Bank-bank harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk tetap relevan dan memenuhi kebutuhan pelanggan di era digital ini. [dmr]