Kamu prefer beli buku cetak atau digital, nih?
BARISAN.CO – Pencetakan dan penerbitan buku adalah salah satu industri tertua di dunia. UNESCO memperkirakan, 2,2 juta judul baru ditambahkan ke rak secara global setiap tahun.
Jumlah itu tidak termasuk e-book, buku audio, atau buku tanpa ISBN, yang mencakup banyak buku yang diterbitkan sendiri. Jumlah buku di dunia sebenarnya bisa akan jauh lebih banyak.
Maka, tidak mengherankan jika Statista memprediksi pendapatan marketnya bisa mencapai US$82,29 miliar pada tahun 2023. Kemungkinan akan naik 1,08 persen hingga 2027, yang nilainya mencapai US$85,91 miliar.
Statista juga memperkirakan, jumlah pembaca buku mencapai 2,33 miliar orang. Atau kurang lebih sepertiga dari jumlah penduduk dunia saat ini.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, buku tidak harus dalam bentuk cetak. Namun begitu, masih banyak lho ternyata yang lebih tertarik dengan edisi cetak daripada digital!
Menurut Publisher’s Weekly, Bookscan, termasuk penjualan Amazon, melaporkan 690 juta buku cetak terjual pada tahun 2019. Menurut data Statista’s Advertising & Media Outlook, buku cetak masih jauh lebih populer ketimbang e-book.
Selain itu, survei dari Stora Enso yang dirilis Maret 2022 menunjukkan, 65 persen orang lebih mengingingkan buku fisik daripadah e-book (21 persen) dan buku audio (14 persen).
Menariknya, dari survei itu juga, justru kelompok usia 16-24 tahun sebesar 70 persen menyebut, lebih menyukai buku cetak daripada e-book.
Kira-kira apa ya penyebabnya orang cenderung lebih menyukai buku cetak?
- Detoksifikasi digital
Orang-orang mulai kembali membaca, sebagian didorong oleh pandemi untuk bekerja atau sekolah. Sehingga, mereka menghindari menghabiskan waktu untuk membaca melalui layar.
- Buku sebagai penyimpan karbon
Meski, buku mengeluarkan karbon selama produksi dan distribusi, mereka adalah unit penyimpanan karbon mereka sendiri setelah berada di rak pemiliknya. Penting untuk diingat, e-book membutuhkan energi dalam membuat dan menjalankan perangkat pembacanya dan untuk memelihara kumpulan server yang besar daripada menyediakan kontennya.
- Lebih Suka Memiliki Benda Fisik
Selama isolasi, buku cetak juga terasa lebih nyaman bagi sebagian orang karena senang memiliki benda fisik dan nyata untuk dipegang. Beberapa bahkan menyebut bau buku fisik yang bisa membangkitkan kenangan indah.
- Kesederhanaan
Ketika orang-orang sibuk ingin membaca saat dalam perjalanan, buku kertas memerlukan persiapan minimal, tanpa perlu headphone, atau pengisian daya tambahan. Hanya cukup memasukkannya ke dalam tas, setiap saat siap untuk dibaca.
- Bisa Dipinjamkan
Saat beli buku digital, buku itu hanya dapat dibaca oleh satu akun login di platform apa pun tempat buku tersebut dibeli. Namun, buku kertas memiliki cukup banyak potensi tak terbatas untuk dipinjamkan.
Nah, itulah alan kenapa buku cetak masih akan selalu ada di tengah gempuran digitalisasi? Kalau kamu tim buku cetak atau digital?