Beberapa hari setelahnya, diumumkan kepengurusan PSI. Dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan menunjukkan, 34 persen berusia 17-24 tahun, 41 persen 25-32 tahun, 19 persen 33-40 tahun, dan 6 persennya dari usia 41-45 tahun. Persentase itu memperlihatkan PSI seakan menjadi kebutuhan politik generasi milenial.
Kehadiran PSI memang sempat menjadi harapan bagi generasi muda. Namun, saat ini Islah menilai justru harapan itu sirna.
“Karena secara tindakan, PSI justru dekat dengan penguasa sehingga terkesan Yes Man dalam setiap keputusan penguasa buat. Selain itu, mereka juga tidak memiliki konsistensi dalam isu besar. Contohnya, sikap anti korupsi. Hal ini bisa dilihat ketika PSI abai dalam membela 57 pegawai KPK yang dipecat karena tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan, padahal banyak kontroversi serta kecurangan,” tegas Islah. [rif]