Meski telah bekerja keras, Tarjudin salah satu dari sekian juta orang Indonesia yang kurang beruntung.
BARISAN.CO – Hidup tak perlu muluk-muluk. Hidup sederhana pun sudah cukup. Begitu juga dengan cita-cita Tarjudin. Dia memiliki cita-cita sederhana yakni ingin bisa menafkahi anak dan istri.
Saat istrinya melahirkan putrinya, itu adalah pengalaman yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Perasaannya campur aduk tak karuan saking girangnya dengan kepercayaan yang diberikan Tuhan kepadanya dan istrinya.
Namanya juga hidup, ada saja masalahnya. Menurut pengakuan laki-laki asal Slatri, Brebes ini, pengalaman pahitnya yang dia alami membuatnya terpacu untuk tidak patah semangat dalam menjalani getirnya kehidupan.
Suatu ketika, dia dan putri tercintanya pergi berdua. Bak anak-anak pada umumnya, putrinya ingin membeli jajan. Namun, saat itu, Tarjudin tidak memegang uang sama sekali sehingga tidak bisa menuruti keinginan putrinya.
Pengalaman pahit itulah yang terus dia kenang hingga sekarang. Kepada Barisanco, putrinya kini telah berusia 7 tahun dan duduk di kelas 2 SD. Sebagai seorang ayah yang begitu bertanggung jawab, Tarjudin bahkan rela kehilangan waktunya untuk bekerja di dua tempat.
Demi membahagiakan keluarga, setiap pagi, Tarjudin bekerja di sawah. Setelah itu, dia bekerja sebagai kuli bangunan. Dengan panjangnya waktu bekerja, dia tak pernah merasa lelah.
Senyuman selalu menghiasi wajahnya. Senyuman itu selalu dia bagikan kepada semua orang yang Tarjudin temui.
Yang membuat takjub, meski hanya lulusan SMP, dia ingin putrinya dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
“Saya tidak ingin anak saya seperti saya dan ibunya yang hanya lulusan SMP. Dia harus sekolah setinggi-tingginya,” kata Tarjudin kepada Barisanco beberapa waktu lalu.
Konon, orang berpendidikan rendah memiliki pemikiran yang cenderung sempit. Namun, tidak dengan Tarjudin.
Dia hanya satu dari sekian juta orang Indonesia yang kurang beruntung. Kesempatan baik tak selalu datang kepada orang-orang yang telah berusaha keras seperti dirinya.
Namun, ketika kami tanya apakah dia mau mengambil Paket C jika ada kesempatan? Dengan percaya diri, dia berkata, “Mau!”
Kami percaya, setiap orang memiliki kisah hidup yang layak untuk didengarkan agar kita paham bahwa kita bukan satu-satunya orang yang sedang kesusahan. Melalui kisah yang dibagikan oleh Tarjudin ini, kita meyakini, usaha tak selalu membawa hasil, namun putus asa dan mengeluh hanya akan mempersempit hati dan pikiran.
Tetaplah kuat dan berusahalah. [Yat]