Masih dari laporan itu juga, sebagian besar negara berkembang termasuk Bangladesh, India, Indonesia, dan Kenya pengecer menjual tembakau berada di jarak 200 meter dari sekolah.
Pemasaran online juga sangat menguntungkan karena menjangkau lebih banyak anak membeli tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Kampanye industri tembakau sering menipu konsumen dengan menyebut vaping sebagai alternatif lebih aman daripada rokok tradisional. Dengan tambahan rasa yang menggoda dan desain ramping membuat produk ini lebih mudah disembunyikan dari orang tua dan guru.
Infuencer dan entertainer saat ini menggunakan atau mempromosikan rokok elektronik sangat luas. Mereka membagikan pengalaman kepada pengikutnya termasuk anak-anak di media sosial.
Mengatur individu tersebut mungkin agak berlebih, tetapi regulasi yang terinformasi dengan baik, efektif dan etis termasuk soal rokok elektronik perlu untuk membantu kesejahteraan anak-anak di tanah air. [rif]