Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Kontemplasi

Ibnu Arabi

:: Ardi Kafha
7 Juni 2023
dalam Kontemplasi
Ibnu Arabi

Ilustrasi foto: Pexels.com/Manprit Kalsi

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Ibnu Arabi memandang kenyataan yang kita anggap hakiki itu justru bukan yang sebenarnya. Hamparan yang tergelar dan kita lihat ini, oleh Ibnu Arabi disebut ilusi, yaitu fenomena khayal yang dipersepsi orang yang sedang tidur.

NAMANYA Ibnu Arabi. Ia seorang filsuf sekaligus sufi besar abad XII dari Spanyol. Ada yang menyebutkan, kebesaran Ibnu Arabi sebagai tokoh pemikir dan sufi hanya bisa disepadankan dengan al-Ghazali.

Namun, dari keterbacaan karya, jangkauan penerimaan atas Ibnu Arabi lebih luas. Ibnu Arabi diterima baik oleh Sunni maupun Syiah, bahkan di luar keyakinan Islam pun menerima. Meski yang menentang juga ada, Ibnu Taimiyah salah satu penentangnya.

Sudah tak terhitung buku yang mengulas ketokohan dan pemikiran Ibnu Arabi. Satu di antaranya, dan ini yang saya punya, adalah Sufisme karya Toshihiko Izutsu.

Dalam buku itu teringkas konsep tasawuf falsafi yang lumayan membantu untuk masuk ke kedalaman Ibnu Arabi. Karena memang tak mudah untuk langsung menyelami Fushush al-Hikam atau al-Futuhat al-Makkiyah, dua karya masterpiece Ibnu Arabi.

BACAJUGA

rahasia salat

Rahasia Salat

19 Mei 2023
Senja Kala Andalusia

Senja Kala Andalusia

5 Januari 2022

Misal begini, konsep Ibnu Arabi tentang kenyataan. Ia menyebut kenyataan, yakni alam indriawi yang mengitari kita, sebetulnya adalah mimpi.

Melalui pancaindra, kita memersepsi sedemikian banyak hal, kita pilah dan kita susun sesuai nalar, lalu kita sebut itu sebagai kenyataan yang sebenarnya. Wujud yang hakiki.

Namun, Ibnu Arabi memandang kenyataan yang kita anggap hakiki itu justru bukan yang sebenarnya. Hamparan yang tergelar dan kita lihat ini, oleh Ibnu Arabi disebut ilusi, yaitu fenomena khayal yang dipersepsi orang yang sedang tidur. Karena alam khayal, berarti yang kita pandang ini bukan wujud yang hakiki.   

Begitulah. Nah, Ibnu Arabi, lahir di Murcia, Spanyol, 26 Juli 1165 dari keluarga terpandang. Ayahnya, Ali Ibnu Muhammad berkebangsaan Arab yang lahir dan tumbuh dewasa di Andalusia. Ali Ibnu Muhammad seorang imam di bidang Hadis, dan Fiqih pada masa kepemimpinan Abu Ya’qub Yusuf dan Abu Yusuf al-Manshur. Ali Ibnu Muhammad ini juga teman dekat Ibnu Rusyd.

Pada saat Ibnu Arabi berusia 8 tahun, keluarga Ali Ibnu Muhammad itu pindah ke Sevilla. Di tempat baru inilah, Ibnu Arabi memulai pembelajaran formalnya dalam asuhan sarjana-sarjana terkemuka di kota itu. Semua jenis ilmu keislaman ditekuninya hingga menginjak usia belasan tahun.

Dan kemudian di usia yang belum genap 20 tahun itu, Ibnu Arabi mulai melirik tasawuf, setelah menamatkan ilmu al-Quran, tafsir, hadis, fiqh, teologi dan filsafat. Saat itu pula, persisnya tahun 1184, Ibnu Arabi menikah dengan Maryam, perempuan muda yang cantik dan shalehah.

Dalam hal tasawuf, Ibnu Arabi menjalaninya tidak dalam rangka untuk menghilangkan ilmu-ilmu yang dikuasai sebelumnya. Justru menjadi pembuka yang mempermudah orientasi fikih dan filsafatnya. Tasawuf menjadi pelengkap ilmu keislamannya.

Lantas Ibnu Arabi menetapkan tasawuf sebagai jalan hidupnya, saat usianya genap 20 tahun. Pada saat itu ia kerap berkhalwat. Dan sejak menyelesaikan khalwat pertamanya, ia sudah banyak memperoleh bermacam-macam ilham, kasyaf, pencerahan, dan visi dalam mimpi.

Ia mengadukan hal itu kepada ayahnya. Namun sang ayah tidak mampu menafsirkannya. Sang ayah kemudian mempertemukan Ibnu Arabi dengan Ibnu Rusyd.

Pertemuan dua sosok itu adalah momen di mana Ibnu Rusyd melihat dengan mata kepala ilmu kasyaf dalam diri Ibnu Arabi. Ibnu Rusyd, filsuf besar dari Cordoba, mengakui kehebatan Ibnu Arabi, khususnya skill mukasyafah-nya. Sebuah kemampuan menyingkap sesuatu yang gaib, abstrak, atau terselubung.

“Ini adalah perkara yang kami yakini.” kata Ibnu Rusyd. “Namun, kami belum sekali pun melihat langsung orang yang betul-betul menguasainya. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan saya di suatu masa di mana saya bisa berjumpa langsung dengan seseorang yang betul-betul menguasainya.

“Orang itu menjadi kunci pembuka bagi pintu-pintu yang selama ini terkunci rapat. Segala puji bagi Allah yang telah memberiku kesempatan untuk berjumpa langsung dengan Ibnu Arabi itu.”

Semenjak itu Ibnu Arabi gemar berkelana ke berbagai tempat di Spanyol untuk berguru kepada banyak guru sufi yang ditemuinya. 

Selanjutnya, genap usia 28 tahun atau pada tahun 1193, untuk kali pertama ia mengadakan perjalanan keluar Spanyol. Pada tahun ini ia memulai pengembaraan dari Afrika untuk berjumpa dengan orang-orang terkemuka.

Ibnu Arabi ingin menyempurnakan sisi-sisi lain keilmuannya. Misal, saat di Tunisia Ibnu Arabi belajar kepada Abdul Aziz al-Mahdawi, seorang guru sufi yang memiliki kedalaman filsafat dan tasawuf.

Pada pengembaraannya ini yang selesai pada usia 37, jiwa Ibnu Arabi kian banyak mengalami visi-visi spiritual. Seraya tangannya disibukkan untuk mencatat dan menulis kitab.

Berikutnya, tahun 1204 Ibnu Arabi melanjutkan pengembaraan ke kota-kota Islam di Timur, seperti Baghdad, Konya, Hebron, Yerusalem, dan Mekkah. Ibnu Arabi memulai menulis kitab al-Futuhat al-Makkiyah di Mekkah, sebuah ensiklopedi sufistik.

Ketika di Baghdad, Ibnu Arabi berjumpa dengan Syihabuddin al-Suhrawardi, sufi sekaligus filsuf yang masyhur dengan filsafat iluminasi. Tidak hanya itu, kehadiran Ibnu Arabi juga menjadi perhatian para raja dan sultan di kawasan itu. Al-Malik al-Dhahir, penguasa Kota Halb, yang juga putra Shalahuddin al-Ayyubi, menjamu dan memuliakan Ibnu Arabi.

Menjelang 60 tahun, Ibnu Arabi menetap di Damaskus dan fokus mengajar, membaca, dan menulis. Meski demikian, kebesarannya sudah tersebar luas di seluruh penjuru dunia Islam. Para raja berlomba untuk menemuinya. Orang-orang rela berduyun dan berdesakan di depan pintu kediamannya untuk menimba ilmu dan belajar kepadanya.

Di Damaskus ini, Ibnu Arabi merampungkan kitab al-Futuhat al-Makkiyah. Ia juga menulis kitab yang kemudian lebih termasyhur dan paling banyak dibaca orang, Fushus al-Hikam.

Khusus kitab Fushus al-Hikam, Ibnu Arabi menyatakan bahwa pada akhir Muharram 627/Desember 1229 Nabi Muhammad Saw. Ke Damaskus seraya membawa kitab Fushus al-Hikam dan menyuruh Ibnu Arabi menyebarkan kitab ini kepada umat manusia.

Dan pada 16 November 1240 dunia kehilangan filsuf sekaligus sufi kenamaan itu. Ya, Ibnu Arabi dimakamkan di Shalihiyyah di kaki bukit Gasiun, Damaskus, Suriah.

Editor: Lukni
Topik: CordobaIbnu Arabi
Bagikan1Tweet1Send
Ardi Kafha

Ardi Kafha

Pegiat Taman Baca Masyarakat

POS LAINNYA

nabi muhammad Kenapa Diutus di Arab
Kontemplasi

Kenapa Diutus di Arab?

30 September 2023
Keagungan Rasulullah Saw
Kontemplasi

Keagungan Rasulullah Saw

29 September 2023
Meneladani Nabi
Kontemplasi

Meneladani Nabi Muhammad Saw

27 September 2023
Jangan Sibuk Berpolemik
Kontemplasi

Jangan Sibuk Berpolemik

26 September 2023
peristiwa uhud
Kontemplasi

Dari Peristiwa Uhud

23 September 2023
rasa kemanusiaan
Kontemplasi

Rasa Kemanusiaan

22 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Pemberdayaan masyarakat berbasis theologis

Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Theologis, Berbasis Riset Dan Teknologi Informasi

mengatasi hidung tersumbat

10 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami, Segera Kembali Nyaman

TRANSLATE

TERBARU

Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya
Terkini

Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya

:: Beta Wijaya
30 September 2023

BARISAN.CO - Viral insiden perundungan di lingkungan sekolah terjadi lagi, hal itu semakin menjadi sorotan di media sosial dan arus...

Selengkapnya
Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Indonesia

Doakan Kemenangan Anies-Cak Imin, Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Rutin Gelar Istigosah

30 September 2023
VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

30 September 2023
Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

30 September 2023
Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

30 September 2023
Promosi Pinjam Perangkat IQOS 14 Hari Dikhawatirkan Meningkatkan Jumlah Perokok Anak

Promosi Pinjam Perangkat IQOS 14 Hari Dikhawatirkan Meningkatkan Jumlah Perokok Anak

30 September 2023
Bakorsi Kecamatan gatak

Tim Kecamatan Gatak Akan Dikukuhkan, Begini Pesan Ketua Bakorsi Sukoharjo

30 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

:: Ananta Damarjati
25 September 2023

Pengambilan keputusan terkait pemindahan makam seorang pahlawan harus melibatkan kajian yang mendalam. SULIT sekali membayangkan Indonesia tanpa makam Pangeran Diponegoro....

Selengkapnya
Perusahaan Koperasi

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang