Scroll untuk baca artikel
Terkini

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Redaksi
×

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Sebarkan artikel ini

Ketua Dewan Penasehat Forum Dialog Nusantara (FDN) ini menyampaikan, sebagaian besar industrialisasi di dunia didorong oleh emisi karbon berlebih akibat pembangkit listrik yang menggunakan fosil.

Indonesia saat ini sudah komitmen menjadi net zero pada tahun 2060, namun Ilham menyebut, untuk mencapai target tersebut, negara ini harus lebih banyak mengembangkan teknologi dan juga pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan.

“Misalnya, tenaga surya, tenaga bayu, geothermal, biomassa, pasang surut, dan banyak sekali. Kita sebagai negara bangsa kalau kita lihat rincian dari situasi kondisi Indonesia kita punya banyak sekali sumber energi terbarukan, tapi kita baru menggunakan 10 persen,” paparnya.

Oleh karena itu, Ilham berharap Indonesia bisa bangkit dalam pengembangan teknologi dari industri terkait dengan energi terbarukan.

Yang terakhir, Ilham menuturkan teknologi yang dibutuhkan Indonesia terkait dengan genetik. Meski sudah dilakukan, namun menurutnya, masih banyak lagi yang bisa dikembangkan.

“Genetik maksud saya engineering terkait dengan modifikasi genetik yang sesuai dengan apa yang perlu kita lakukan,” ujar Ilham.

Ilham mengakui, dalam hal ni masih banyak pertentangan termasuk soal masalah yang bisa saja terjadi.

“Kalau kita lihat masa depan dunia ini, kita memang harus membuat perkembangan yang lebih besar lagi di bidang misalnya pangan, makanan dan minuman, dan obat kesehatan itu semua harus kita tingkatkan efektivitas, efikasi, dan efisiensinya. Kita sebagai negara dengan populasi yang sangat besar perlu investasi ke situ dan kita jangan lupa kita negara yang agro dengan banyak sekali suplai pangan bukan saja untuk sendiri, tapi juga untuk dunia,” tambahnya.

Di tahun 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengembangkan pedoman dan standar internasional untuk menentukan keamanan makanan transgenik. Kemudian, tahun 2015, BPOM AS (FDA) menyetujui permohonan modifikasi genetik pertama pada hewan, yakni salmon hasil rekayasa genetika. Dua tahun setelahnya, apel hasil rekayasa genetika mulai dijual di AS.

Dengan begitu, Ilham melanjutkan, agar industri agro ini lebih efektif dan efisien, maka perlu adanya penguasaan dari genetik tersebut.

“Marilah kita sebagai bangsa dan negara jangan kenal lelah untuk menggapai yang terbaik untk diri kita dan dunia dalam hal penguasaan teknologi. Jangan pernah takut kita itu bisa sebagai negara dan bangsa dan kita sudah pernah buktikan dengan adanya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional,” terangnya. [rif]