Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Inflasi Indonesia Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir, Hergun: Jaga Daya Beli Rakyat Kecil

Redaksi
×

Inflasi Indonesia Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir, Hergun: Jaga Daya Beli Rakyat Kecil

Sebarkan artikel ini

“Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal II-2020 terkontraksi hingga 9,10% (yoy). Lalu pada kuartal II-2021 melesat tumbuh positif hingga 13,40% (yoy),” lanjutnya.

“Lalu, pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2020 terkontraksi hingga 21,10% (yoy). Namun, pada periode yang sama 2021 membalikkan keadaan menjadi tumbuh positif hingga 24,50% (yoy),” tegasnya.

Ia meyimpulkan, tingginya pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut mengerek naik tingkat inflasi dari sisi permintaan. Keadaan diperparah dengan terganggunya rantai pasok sehingga mengerek inflasi dari sisi penawaran.

“Berbeda dengan Indonesia yang pertumbuhan ekonomi tertinggi hanya tercapai pada level 7,16% pada kuartal II 2021. Sehingga bagi Indonesia masih perlu mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui suku bunga bank sentral yang rendah,” tambahnya.

Harga Minyak Mulai Terkoreksi

Ketua DPP Partai Gerindra itu menambahkan, saat ini harga minyak dunia dan sejumlah komoditas juga mulai turun.

“Minyak jenis WTI yang pada Maret 2022 diperdagangkan pada level USD 119 per barel, pada awal Agustus 2022 turun menjadi USD 90 per barel. Demikian juga minyak jenis Brent, menurun dari harga USD 123,39 per barel pada Maret 2022 menjadi USD 96 pada awal Agustus 2022,” bebernya.

“Harga minyak sawit mentah/CPO yang pada akhir April 2022 diperdagangkan pada level 7093,1 Ringgit Malaysia per ton juga menurun menjadi 3821,0 Ringgit Malaysia per ton pada awal Agustus 2022,” tegasnya.

Lalu, politisi dari Dapil Jawa Barat IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi) itu membeberkan kondisi perekonomian China yang mulai melambat. Posisi China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia tentu akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

“Ekonomi China cuma tumbuh 0,4 persen pada kuartal II 2022 (yoy). Kinerja tersebut merupakan yang terburuk dalam dua tahun terakhir. Hal tersebut sebagai imbas kebijakan penguncian wilayah (lockdown) untuk mencegah penyebaran covid-19,” paparnya.

“Melambatnya perekonomian China akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Pasalnya, China merupakan mitra dagang utama Indonesia. Pada 2021, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 124,34 miliar atau tumbuh 58,43% (yoy),” lanjutnya.

Menjaga Dampak Inflasi

Hergun berpandangan, merambatnya angka Inflasi yang hampir mencapai 5% pada Juli 2022 perlu dicermati secara seksama agar tidak tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan.

“Di satu sisi, kita perlu melanjutkan momentum pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi lagi untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,” katanya.