BARISAN.CO – Suhu politik jelang Pemilu 2024 di Indonesia saat ini mulai memanas. Maka dari itu, seluruh kelompok di Indonesia diharapkan bisa mendorong terselenggaranya pemilu damai di tahun 2024 ini.
Hal itu disampaikan Haji Albiner Sitompul. Menurut mantan Kepala Biro Media Pers Istana ini pesta demokrasi di Indonesia harus dilaksanakan dengan penuh kegembiraan dan kedamaian meskipun pilihan politiknya berbeda-beda.
“Berdamai kita bisa,” ujar Albiner Sitompul dikutip dari keterangannya ke media, Ahad, (8/9/2023).
Calon anggota DPD RI Sumatera Utara ini menegaskan dengan berpegang pada prinsip perdamaian maka kontestasi politik di Pemilu 2024 ini bisa dijalankan dengan santun tanpa saling mencaci, mengejek dan menfitnah satu dengan yang lain.
Dikatakan Albiner, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang guyup, saling menghormati dan menjunjung tinggi solidaritas antar sesama.
Hal inilah yang menurutnya perlu dijaga dengan mengedepankan prinsip-prinsip perdamaian dalam kehidupan demokrasi dan politik di Indonesia.
Albiner mengilustrasikan negara Indonesia seperti sebuah keluarga yang berisi anggota keluarga seperti ayah, ibu dan anak.
“Jika dalam sebuah keluarga tidak ada kedamaian, maka tidak akan ada kebahagiaan yang tercipta. Jika dalam keluarga tidak ada perdamaian, maka keluarga itu akan mengisi hari-harinya dengan pertengkaran,” ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya mewanti-wanti jangan sampai dalam kontestasi politik di Pemilu 2024 nanti, yang muncul adalah pertengkaran antar kelompok masyarakat.
“Jika hal itu yang terjadi, maka pembelahan di dalam masyarakat kita akan semakin dalam dan justru semakin membuat polarisasi di masyarakat,” jelasnya.
“Kita harus belajar dari pemilu 2014 dan 2019 yang membuat terjadinya polarisasi di masyarakat. Dan kondisi tersebut berpotensi terjadi bila tidak ada upaya untuk menjalankan politik damai dan santun,” lanjutnya.
Itulah sebab itu, Albiner mengajak seluruh partai politik, para kandidat capres dan cawapres serta pendukung dan simpatisan capres untuk selalu mengedepankan politik santun dan mengutamakan perdamaiannya.
Dirinya mengaku, sudah bertemu dengan banyak kelompok masyarakat khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Dalam setiap pertemuan dengan masyarakat tersebut dirinya selalu meminta agar semua pihak mengedepankan perdamaian dibanding harus saling serang satu dengan yang lain karena perbedaan pilihan politik.
“Sudah saatnya kita meriahkan pesta demokrasi tahun 2024 ini dengan saling memupuk rasa damai diantara kita. Ini hal yang wajib saat ini,” tambahnya.
Inisiator Pendirian dan pembangunan Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara tersebut menekankan, persaingan politik bisa dilakukan, tapi dengan fair dan penuh kedamaian.
Apalagi menurutnya, di Sumatera Utara ikatan kekeluargaan cukup kuat di masyarakat karena diikat oleh pertalian marga.
“Di Sumatera Utara ini, marga memegang peranan penting dalam menjaga hubungan baik antara satu orang dengan orang lain. Dan itu tidak boleh dirusak hanya karena perbedaan politik,” tuturnya.
“Pemilu serentak akan dilaksanakan Tahun 2024 nanti, harapan nya pasti pemilu damai tanpa harus menjelek-jelekkan atau saling ejek,” harapnya. [rif]