Orang-orang yang ahli ibadah ialah orang yang senantiasa bertaqorub atau senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah Swt selain mengerjakan yang wajib, ia juga mengerjakan berbagai malam amal ibadah.
Sedangkan orang-orang yang zuhud adalah orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan jalan tawakal. Jalan tawakal tersebut yakni menyerahkan diri hanya kepada Allah Swt.
Inilah dua golongan yang senantiasa berupaya mendekatkan diri kepada Allah yakni orang-orang yang ahli ibadah dan orang-orang zuhud.
Dalam syarahnya, kedua golongan ini selalau ingin menjauh dari sesama makhluk. Hal tersebut karena mereka merasa bahwa mahluk menjadi halang rintang dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Tapi sekiranya mereka lebih mendalam dalam marifat kepada Allah Swt. Tentu mereka tidak dapat terhalang oleh suatu apapun, sebab Allah berada dalam segala sesuatu. Maka tidak ada sesuatu yang melupakan dari Allah Swt, bahkan sebaliknya mahluk itu bisa mangingatkan kepada Allah Swt.
Tingkatan zuhud
Perilaku zuhud sebagai laku hidup, menurut Al-Ghazali memiliki tingkatan. Adapun tingkatan zuhud menurut Al-Ghazali dibagi menjadi tiga yakni:
Pertama, tingkatan terendah orang zuhud di dunia dan ia rindu kepada-Nyaya. Namun hatinya masih cenderung kepada dunia. Nafsunya berpaling kepada dunia. akan tetapi, ia berusaha sungguh-sungguh mencegahnya.
Kedua, tingkatan tengah yakni ia meninggalkan dunia dengan mudah. Ia memandang dunia terasa hina, namun masih memiliki harapan. Tingkatan ini menunjukkan bahwa perilaku para zahid ini masih menginginkan balasan dari Allah Swt.
Ketiga, tingkatan tertinggi adalah para zahid tidak ada keinginan sesuatu apapun, selain Allah Swt. Perilaku dan hatinya tidak berpaling pada kekasihnya yakni Allah Swt, ia begitu menikmati dan menghabiskan waktunya kepada Allah Swt. ia benar-benar bertahuid yang hakiki tidak dicarinya selain Allah Swt.
Pada maqolah lain kandungan kitab Al-Hikam tentang zuhud yakni:
الزهّاد اذامدحواانقبضوالشهودهم الثناءمن الخلق ، والعارفون اذامدحوا انبسطوا لشهودهم ذالك من الملك الحقّ.
Artinya: “Orang-orang yang zuhud jika dipuji oleh orang lain, mereka merasa ketakutan. Karena kuatir terpengaruh, pujian itu datangnya dari sesame makhluk. Sebaliknya orang arif jika dipuji mereka merasa senang dan gembira karena mengerti benar-benar pujian itu datang dari Allah raja yang haq.” (Luk)