Dan apa yang katakan oleh Hanafi memang menjadi kenyataan. Dua hari setelah dia telepon itu, Edy mengirimkan pesan lewat WA. Pada awalnya dia basa-basi tanya tentang kabar, dan aku masih menanggapi dengan wajar.
Lau mulailah cerita tentang kasus di Kejaksaan itu. Isinya sama dengan apa yang di ceritakan oleh Hanafi, dan ujung-ujungnya mau pinjam uang. Tapi nominalnya berbeda, hanya lima juta. Dan caraku menyikapi sama seperti dengan apa yang aku katakan pada Hanafi lewat telepon dua hari yang lalu. Tidak aku tanggapi sama sekali. Bahkan ketika satu jam setelahnya dia kembali menanyakan tentang permohonannya, tetap tak aku tanggapi. Dan ternyata ini adalah cara yang terbaik, setelahnya dia sudah tidak WA lagi.
*****
Enam minggu setelah reuni.
Dan puncak kehebohan itu terjadi di minggu ke enam setelah acara reuni. Seperti biasa, Hanafi selalu menjadi sumber segala informasi dari segala kehebohan itu. Kembali dia meneleponku, pada jam istirahat siang.
“Heboh!” begitu katanya setelah telepon aku sambut.
“Apa yang heboh, Han?” tanyaku. Kali ini aku menanggapi dengan serius.
“Kamu tidak tahu kalau Herman keluar dari grup?” tanya Hanafi. Aku tercenung. Dari semalam aku belum membuka grup WA dari teman-temanku SMA, jadi aku tidak tahu kalau ada yang keluar dari grup.
“Wah, dari semalam aku belum membuka grup kita, jadi ya aku tak tahu kalau Herman keluar. Memangnya ada apa kok dia sampai keluar?”
“Semalam Bambang telepon, dan dari dia aku tahu segala kehebohan ini. Aku tak cerita pada siapa pun selain sama kamu. Bambang sampai pusing, dia bingung kenapa teman-teman kita bersikap seperti itu. Jadi ceritanya, si Herman sudah merasa seperti di teror.”
“Sebentar Han, aku tak paham maksudmu. Maksudnya di teror itu bagaimana?” tanyaku tak mengerti.
“Kamu pura-pura bodo apa memang bodo?” tanya Hanafi meledekku. Sial, gumamku. “Jadi ceritanya si Herman sudah benar-benar marah, karena katanya hampir setiap hari ada saja yang menelepon, yang mau minta bantuan atau pinjam uang. Bahkan ada yang berani mau pinjam uang sampai lima puluh juta. Gila kan? Oleh karenanya dia keluar saja dari grup dan bahkan mau ganti nomor. Tapi nanti dia akan memberikan nomor barunya ke Bambang. Dan kalau ada apa-apa dengan teman-teman alumni SMA dia masih mau membantu, tapi jangan dulu dimasukkan ke grup. Begitu katanya.”
“Ini sih memang kelewatan Han, harusnya teman-teman tidak boleh begitu. Tapi tak tahulah, pikiran orang kan berbeda-beda.”
“Heboh selanjutnya pasti akan membuatmu kaget. Sekaget-kagetnya!”