Terlalu baik di tempat kerja bisa merugikan diri sendiri. Kok bisa?
BARISAN.CO – Kita semua tahu, kebaikan memiliki banyak manfaat, terutama ada aturan tak tertulis, “jika ingin diperlakukan baik, maka kita harus baik kepada orang lain”.
Kebaikan dan empati membantu kita berhubungan dengan orang lain dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan teman, keluarga, dan bahkan orang asing yang kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain meningkatkan hubungan pribadi, kebaikan sebenarnya bisa membuat kita lebih sehat karena dapat melepaskan hormon perasaan senang, meredakan kecemasan, mengurangi stres, dan lain-lain.
Namun, dilansir dari Seek, terlalu baik dapat berdampak negatif kepada diri sendiri. Misalnya, saat di tempat kerja, orang akan memanfaatkan dan membuat kita kelebihan beban pekerjaan atau terlibat dalam proyek yang tidak relevan, kolega dan manajer tidak menghargai pekerjaan kita, sulit membuat keputusan, dan kemungkinan dikesampingkan saat ada promosi.
Menjadi terlalu baik dan menyenangkan, pada akhirnya, dapat menjadi “spiral ke bawah”, kata Sabina Read, psikolog residen Seek.
“Orang-orang menanggapi kami dengan semestinya. Mereka mungkin tidak sering mendatangi kami atau mempertanyakan suara kami dan kemudian rasa hormat mereka terhadap kami hilang. Kemudian kita kehilangan keahlian dan kehilangan kepercayaan diri.”
Lalu, bagaimana mengubahnya agar menjadi tegas dan mengubah persepsi?
Pertama, temukan panutan agar kita memikirkan seseorang yang kita hormati di tempat kerja dan mempertimbangkan kualitas mereka.
“Terkadang ketika kita menyoroti orang lain, kita memiliki kejelasan. Begitu kita mengidentifikasi kualitas yang paling penting bagi kita, kita dapat memikirkan cara meningkatkannya.”
Selanjutnya, pertimbangkan saat-saat terbaik saat kita berhasil di tempat kerja, saran Read. Dia menuturkan, itu mungkin terjadi ketika kita percaya diri dan membuat dampak.
Ketiga, hargai keahlian kita dan pelajari cara mempromosikan diri sendiri. Untuk memahami nilai yang kita bawa ke organisasi, Jane Jackson, pelatih karir menyarankan, untuk membuat ‘buku kebanggaan’ untuk diri diri sendiri – yang hanya menuliskan setiap minggu sesuatu yang kita lakukan yang membuat perbedaan di tempat kerja.
Mungkin kita memperhatikan prosedur yang boros, menghemat waktu, menghemat uang, atau merampingkan proses.
Kita tidak perlu menunjukkan ini kepada siapa pun. Ini hanya akan memberi kita dorongan kepercayaan diri pribadi, tapi itu juga bisa memberi poin berguna untuk dibagikan lain kali saat Anda perlu mengajukan diri untuk sebuah proyek, atau meminta kenaikan gaji.
Kemudian, berani menghadapi rasa takut. Untuk orang-orang yang berpikir bahwa mereka terlalu menyenangkan dan merasa kesal, namun tidak dapat berbicara, disarankan agar mereka menganalisis apa yang mereka takuti. Dengan begitu masalah kepercayaan diri teratasi dan kita lebih berani mengungkapkan pendapat.
Begitu kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan kita dan apa yang mungkin menahan kita, kita dapat merasa lebih percaya diri tentang kontribusi yang kita berikan, kata Jackson.
Untuk membantu kita fokus pada orang yang diinginkan di tempat kerja, dia menyarankan untuk menukar ‘baik’ dengan kata-kata yang lebih kuat seperti ‘profesional’, ‘baik hati’ atau ‘adil’.
Jika kita jujur pada diri kita sendiri, katanya, kita tidak perlu takut.
“Hanya karena seseorang tidak setuju denganmu, bukan berarti kamu salah, dan bukan berarti kamu tidak baik,” kata Jackson.