Puasa sunnah bulan syawal dianjurkan Rasulullah sebagai penyempurna puasa ramadan. Berikut ini keutamaan puasa syawal dan tata cara melaksanakannya.
BARISAN.CO – Setelah menjalankan puasa ramadan selama satu bulan penuh dan merayakan hari raya idul fitri pada 1 syawal. Memasuki bulan syawal, ternyata bisa melanjutkan melakukan puasa sunah syawal. Sebab keutamaan puasa syawal sungguh luar bisa, berikut ini penjelasannya.
Rasulullah menganjurkan orang-orang beriman agar melakukan puasa sunah pada hari-hari tertentu, hadis-hadis Nabi SAW telah banyak yang menjelaskannya.
Puasa sunah bulan syawal bisa dikerjakan sejak tanggal 2 syawal atau setelah merayakan hari kemenangan. Rasulullah Saw menganjurkan untuk menyambung puasa ramadan dengan puasa enam hari puasa syawal.
Adapun dalil dan keutamaan puasa syawal yakni pahalanya seperti puasa selama satu tahun. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR. Muslim)
4 Keutamaan puasa syawal
Bulan syawal merupakan bulan yang dimuliakan dan memiliki keutamaan selain bulan ramadan. Berikut ini keutamaan puasa syawal:
1. Pahalanya seperti puasa setahun
Sebagaimana hadits riwayat muslim di atas yang menjelaskan anjuran untuk menjalankan puasa enam hari di bulan syawal.
2. Penyempurna puasa ramadan
Seperti hadits diatas barangsiapa berpuasa ramadhan dilanjutkan dengan puasa syawal, ini sebagai bentuk penyempurna ibadah. Hal ini seperti menjalankan kewajiban salat, untuk menyempurnakan salat tersebut dengan menjalankan kesunahan salat sunah rawatib yakni qabliyah dan badiyah.
3. Tanda diterimana ibadah puasa ramadan
Puasa sunah syawal memiliki makna sebagai penyempurna, maka bisa menjadi ciri dari diterimanya amalan kewajiban menjalankan puasa ramadan selama satu bulan penuh.
4. Tanda syukur
Setelah menjalankan puasa ramadan, dilanjutkan puasa bulan syawal sebagia sarana untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Sebagai jalan pengabdian seorang hamba untuk senantiasa memperbaiki kualitas ibadahnya. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ». رواه مسلم.
“Aisyah Ra berkata, Rasulullah saw ketika melaksanakan salat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak. Aisyah Ravbertanya, “Wahai Rasulullah, Apa yang engkau perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.” Lalu beliau menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur.” (HR. Muslim).
Tata cara pelaksanaan
Keutamaan puasa syawal sangat beragam, namun hal ini sebagai bentuk penghambaan bahwasanya seorang hamba masih membutuhkan Allah Swt.
Sedangkan tata cara melaksanakan puasa sunnah syawal seperti puasa pada umumnya yakni menahan diri dari sesuatu yang membatalkan baik makan maupun minun dari sejak fajar hingga terbenamnya matahari.