BARISAN.CO – KH Anwar Iskandar ditetapkan sebagai Ketua Umum (Katum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggantikan Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri. Ketetapan ini diputuskan dalam rapat pleno di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Agenda ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Harian, Dewan Pimpinan (DP) MUI, Ketua serta Sekretaris Komisi, Badan/Lembaga yang ada di DP MUI.
Meski begitu, hasil Rapat Pleno ini masih harus dilaporkan dalam Rapat Paripurna antara Dewan Pimpinan MUI dengan Dewan Pertimbangan MUI untuk mendapatkan pengesahan.
“Tadi sudah ditetapkan KH Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar,” ujar Wakil Ketua Umum MUI Buya Basri Bermanda yang menjadi Ketua Rapat Pleno, disampaikan di situs resmi MUI,
Buya Basri mengatakan, agenda dari Rapat Pleno MUI ini hanya menetapkan pengganti dari Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar yang telah mengundurkan diri.
Dalam rapat pleno, penetapan Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum MUI ini berdasarkan usulan dari Miftachul Akhyar.
PBNU juga menyetujui jika pengganti Miftachul Akhyar adalah Anwar Iskandar. Selain sosok sepuh di PBNU, Anwar Iskandar juga menduduki Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
Profil KH. Anwar Iskandar
KH Anwar Iskandar lahir di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950.
Ayahnya bernama KH. Iskandar (Askandar) yang merupakan pendiri dan pengasuh pondok pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi.
Awalnya, Anwar Iskandar muda belajar dan mengaji di pondok pesantren binaan ayahnya sendiri. Lalu pada tahun 1961, Ia melanjutkan jenjang pendidikannya ke MTs. Ia juga sempat mengenyam pendidikan di Ponpes Lirboyo Kediri pada 1967.
Selain mengaji di Lirboyo, beliau juga pernah mengaji di pondok pesantren lainnya seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember.
Di samping menempuh pendidikan di pondok pesantren KH. Anwar Iskandar juga meneruskan jenjang pendidikan formalnya di Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri dan menyandang gelar Sarjana Muda pada tahun 1969.
Pada tahun 1970, KH Anwar Iskandar memutuskan untuk berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Sastra Arab.
Anwar juga berkhidmat di jenjang kepengurusan NU di tingkat daerah. Pada tahu 1992 ia menjabat ketua Rais Syuriyah NU cabang kota Kediri. Kemudian, tahun 1997 diangkat menjadi wakil ketua Rais Syuriyah NU wilayah Jawa Timur.
Saa ini, ia masih menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2022-2027.
Selain di PBNU, Anwar juga aktif di MUI. Sebelum menjadi Ketum MUI, Anwar tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI 2020-2025.
Di bidang politik, Anwar Iskandar sempat diangkat menjadi ketua Dewan Syuro PKB wilayah Jawa Timur pada tahun 1998. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur. Ia juga pernah mendirikan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada tahun 2008.
Anwar belakangan ini telah menyatakan sikap supaya semua pihak yang akan terlibat dalam pemilu 2024 agar tidak membawa-bawa NU dalam politik praktis.
Ia meminta agar identitas NU tidak dipakai demi mengais suara untuk memenangkan kontestasi. Anwar menjelaskan NU saat ini tidak menjalankan politik praktis. [rif]