Kecelakaan kereta di Odhisa menjadi yang paling mematikan dalam sejarah perkeretaapian di India.
BARISAN.CO – Sedikitnya 288 orang tewas dan 800 lainnya luka-luka dalam kecelakaan yang melibatkan sejumlah kereta api di Odisha, India bagian timur, pada Jumat (2/6/2023) kemarin.
Korban nyawa diprediksi terus bertambah. Media lokal menyebut regu penyelamat masih membongkar tumpukan puing untuk mengeluarkan mayat dan membebaskan orang yang masih terjebak di dalam gerbong.
Kecelakaan ini menjadi insiden paling mematikan dalam sejarah perkeretaapian di India.
Perdana Menteri Narendra Modi, Sabtu waktu setempat, mengunjungi lokasi kecelakaan dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan mendapat “hukuman berat”.
Mengutip New Delhi Television, PM Modi mengatakan bahwa pemerintah berdiri dengan mereka yang kehilangan anggota keluarga mereka dalam tragedi itu.
“Ini adalah insiden yang menyakitkan. Pemerintah tidak akan melewatkan kebutuhan untuk perawatan mereka yang terluka. Ini adalah insiden serius, instruksi dikeluarkan untuk penyelidikan dari setiap sudut. Mereka yang terbukti bersalah akan dihukum berat,” katanya.
Penyebab Kecelakaan
Pejabat tinggi administrasi negara bagian Odhisa tengah menyelidiki penyebab kecelakaan kereta India. Pemerintah belum banyak memberi keterangan. Namun, sejumlah sumber menyebut kegagalan sinyal menjadi penyebabnya.
Kegagalan sinyal dapat mengacu pada sejumlah situasi. Umumnya adalah karena terjadi kesalahan sirkuit rel yang berarti bahwa pemberi sinyal mengalami gagal sistem sehingga operator tidak dapat melihat di layar apakah sebuah jalur bersih dari kereta lain.
Amitabh Sharma, jubir kementerian kereta api India, menyebut peristiwa ini bermula dari kereta Shalimar-Chennai Coromandel Express yang menabrak sebuah kereta kargo yang sedang berhenti.
Tabrakan tersebut menyebabkan puing-puing dari beberapa gerbong hancur dan kemudian jatuh ke jalur terdekat.
Selang beberapa saat, datang kereta lain Howrah Superfast Express dari arah berlawanan. Kereta penumpang ini pun juga menabrak puing-puing. Akibat kekuatan tabrakan, sejumlah saksi mata melihat kereta dengan berat hitungan ton ini naik ke udara sebelum akhirnya jatuh terbalik.
Tayangan New Delhi Television pada Sabtu pagi menunjukkan tim penyelamat dan polisi masih menyisir reruntuhan. Pejabat terkait mengatakan, sekurangnya ada 1.200 penyelamat bekerja dengan 115 ambulans, 50 bus, dan 45 unit kesehatan bergerak sepanjang malam di lokasi kecelakaan. [dmr]