Bukan hanya sekadar reuni, program Ayo Pulang TurunTangan tahun ini juga memiliki misi memberangkatkan 100 nelayan Kaliadem.
BARISAN.CO – Melalui program Ayo Pulang, TurunTangan memberangkatkan 100 orang dari kampung nelayan Kaliadem, Jakarta untuk mudik gratis, Senin (17/4/2023). Pemberangkatan tersebut dilakukan menggunakan bus yang disewa dari sumbangan para donatur.
Program Ayo Pulang sendiri merupakan rangkaian acara reuni dari relawan TurunTangan dari tahun 2013 hingga kini. Bukan hanya sekadar berkumpul, namun juga berkontribusi dengan program-program TurunTangan secara berkelanjutan.
Rizky Maulida Agustin, Project Leader Program Mudik Ayo Pulang menyampaikan, program Ayo Pulang tahun ini cukup istimewa karena adanya mudik gratis.
“Kalau biasanya Ayo Pulang untuk menyambung silaturahmi antara relawan lama dan baru. Tahun ini, mereka juga memiliki satu kebaikan sama yaitu untuk memulangkan atau memudikkan 100 orang dari kampung nelayan kali adem,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki itu kepada Barisanco, Selasa (18/4/2023).
Ibaratnya, ungkap Kiki seperti swadaya untuk menyukseskan acara ini bersama-sama.
“Dari 100 peserta pemudik gratis ini terdiri dari 32 kk (kepala keluarga). Sekitar 60-70 persen tujuannya adalah ke Indramayu,” lanjutnya.
Alasan dipilihnya kampung nelayan Kaliadem yang menjadi target peserta mudik gratis ini karena sebelumnya, Turun Tangah pernah mengadakan kegiatan di sana.
“Kita pernah mengadakan acara baksos (bakti sosial) di tahun 2020 di saat kepempimpinan Direktur Eksekutif TurunTangan, kak Raka Eka Pramudito. Tahun itu, kita pernah buat program bersama yaitu bersih sungai Kaliadem,” jelas Kiki.
Namun, Kiki menyampaikan, akibat pandemi Covid-19, komunikasi antara TurunTangan dan masyarakat Kaliadem sempat terputus.
“Makanya, kita mulai coba lagi bersilaturahmi dengan warga Kaliadem dan kita sama-sama cari program yang cocok, dan ketemulah dengan program mudik gratis ini,” tambahnya.
Kiki menuturkan, sebagian besar warga Kaliadem tergolong kurang mampu karena sekitar 60 persennya bekerja sebagai nelayan.
“Akhir-akhir ini penghasilannya juga turun karena banyak limbah lautan lepas, sehingga memaksa mereka mencari ikan agak jauh dan harga jualnya naik turun. Jadi, melihat kondisi ini, kami ingin membantu untuk meringankan beban mereka,” tutur Kiki.
Tujuan dari mudik gratis ini, kata Kiki untuk mempertemukan nelayan Kaliadem dengan keluarga tercinta di kampung halaman.
“Jadi, mereka bisa merasakan euforia saat Hari Raya Idul Fitri ini,” sambungnya.
Sementara, terdapat dua lokasi drop point untuk kegiatan mudik gratis ini, yakni Taman Simpang Lima dan Karangampel.
TurunTangan berharap kegiatan mudik gratis ini bisa dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya.
Di tengah kesulitan hidup, kisah sedih lainnya juga masih dihadapi nelayan Kaliadem. Kiki mengungkapkan, warga Kaliadem memiliki permasalahan yang ingin diselesaikan yaitu mengadvokasi agar alamat rumah mereka bisa tercatat secara legal di Dinas Kependudukan Jakarta Utara.
“Jadi, harapannya kalau dibuat banyak kegiatan, semua warga terdekatnya menjadi aware. Selanjutnya, jika alamat tinggalnya legal, mereka bisa mendapatkan akses listrik dan air sesuai dengan hak kebutuhan dasar manusia,” ujar Kiki.
Sekitar 3 tahun yang lalu, TurunTangan menemukan, 210 kepala keluarga di Kaliadem belum tercatat secara legal. Mereka huni pemukiman ilegal.
“TurunTangan juga akan turut membantu proses advokasi tersebut agar mereka tercatat jadi bagian dari warga Kaliadem,” pungkasnya.