BARISAN.CO – Kultum Ramadhan atau kuliah tujuh menit merupakan sebuah kegiatan untuk menyampaikan suatu kebaikan di depan khalayak umum, biasanya berkenaan dengan nasehat tentang agama islam.
Saat bulan Ramadhan, kegiatan kultum akan semakin banyak dilakukan. Misalnya untuk menunggu waktu buka puasa tiba, menjelang shalat tarawih, setelah sholat witir, hingga mengisi waktu setelah sholat subuh.
Kultum Ramadhan dilakukan dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mengisi waktu berpuasa dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Mendengarkan ceramah adalah salah satu cara untuk memperoleh ilmu, terutama mengenai ilmu agama. Seperti yang diketahui, ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan bermanfaat meski dia sudah lah meninggal dunia. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang berdoa untuknya.” (HR. Muslim).
Kultum Singkat Ramadhan 2023 tentang Hikmah dan Keutamaan Bulan Ramadhan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji hanya kepada Allah Swt. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari akhir. Amma ba’du…
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Saudara dan saudari yang dirahmati Allah, Pada 2023 ini atau 1444 Hijriah, kita dipertemukan kembali dengan bulan penuh berkah, yaitu bulan Ramadan.
Bulan Ramadan tidak hanya berlimpah berkah. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam diturunkan pertama kali pada bulan ini.
Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 terkait bulan Ramadan sebagai Syahrul Quran atau Bulan Al-Qur’an berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Arab Latinnya:
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn.
Artinya: “Bulan Ramadan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [dia tidak berpuasa], maka [wajib menggantinya], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur,” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).