Kenaikan COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir ini dipicu oleh varian baru Arcturus yang sangat menular
BARISAN.CO – Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk kembali mematuhi protokol kesehatan terutama memakai masker di ruang publik. Hal ini untuk mencegah potensi lonjakan kasus, terutama pada golongan lanjut usia dan kelompok yang belum divaksinasi COVID-19.
“Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, Jumat (21/4/2023).
Kasus baru tercatat mengalami penurunan menjadi 1.145 pada hari Kamis dari sebelumnya 1.242 pada hari Rabu. Sedangkan, kasus kematian meningkat menjadi 13 dari sebelumnya 12 kasus.
Kemudian kasus aktif tercatat mengalami kenaikkan menjadi 10.881 pada hari Kamis dibandingkan pada Rabu yang tercatat 10.448. Begitu pula dengan jumlah pasien yang dirawat dalam rata-rata tujuh hari terakhir mengalami kenaikan 1.617 dari hari sebelumnya 1.573.
Ciri Gejala Arcturus
Kenaikan COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir ini dipicu oleh varian baru Arcturus atau disebut subvarian Omicron XBB 1.16 yang sangat menular.
Gejala dari varian ini salah satunya kasus konjungtivitis atau mata merah, terutama pada anak-anak. Gejala lainnya yang perlu diwaspadai seperti demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.
“Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” pesan Syahril.
Apa itu Arcturus ?
Nama Arcturus berasal dari bahasa Yunani kuno yang mempunyai arti ”penjaga beruang”. Dari sisi astronomi, Arcturus merupakan nama rasi bintang yang paling terang di belahan langit sisi utara. Sebenarnya Arcturus memiliki kesamaan dengan Kraken. Perbedaannya terletak pada satu titik mutasi tambahan di protein S (spike).
Komponen virus yang tampak seperti tonjolan-tonjolan pada permukaannya itu merupakan bagian utama yang berfungsi menginfeksi/menulari sel-sel manusia. Diduga, mutasi itu akan berdampak juga pada peningkatan daya patogenisitasnya. Perihal itulah yang saat ini sedang dikaji secara mendalam oleh para ahli.
Menurut riset terbaru, kemampuan menularnya 1,5 kali lipat dibanding Kraken. Tidak mengherankan jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memasukkan Arcturus sebagai ”varian dalam pemantauan” (variant under monitoring).
Di beberapa negara Asia, khususnya India, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, telah dilaporkan peningkatan jumlah kasusnya yang signifikan.
Sementara ini subvarian Kraken (XBB.1.5) masih mendominasi persebaran Covid-19 secara global. Menurut WHO, ”statusnya” setingkat lebih tinggi, yaitu sebagai ”varian yang diminati” (variant of interest).
Bila pada perkembangan nantinya Arcturus memiliki sifat yang lebih ganas, lebih menular, atau mampu menghindari sergapan antibodi, bisa jadi statusnya akan sepadan, bahkan mengungguli Kraken. [rif]