Bagi pemudik, COVID-19 sudah tak semenakutkan dulu. Beberapa bahkan bersikap bodo amat.
BARISAN.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan ada kemungkinan penularan COVID-19 varian baru Arcturus pada momen Lebaran 2023.
Meski demikian, bagi orang seperti Arifin (27), lebaran kali ini terlalu penting untuk dilewatkan.
“Kekhawatiran jelas ada walaupun tidak seheboh tahun-tahun lalu. Yang jelas sekarang sudah tahu apa yang harus dilakukan kalau kena [COVID-19]. Sudah belajar banyak,” kata pria yang hendak mudik menuju Pati, Jawa Tengah, kepada Barisanco.
Hal senada juga diungkap Anugerah, (36), pemudik asli Demak, Jawa Tengah. Dirinya mendaku lebih santai dan cenderung ‘bodo amat’ dengan COVID-19.
“Saya sih sudah bodo amat lah. Paling cuma banyak-banyak minum vitamin supaya fit saat lebaran. Dan yang penting nanti pas di kampung bisa menjaga diri untuk tidak intens bertemu kalangan lansia atau komorbid, untuk melindungi mereka,” kata Anugerah.
Apa yang disampaikan Anugerah senada dengan imbauan Kemenkes. Harus ada upaya melindungi terutama kelompok rentan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap memakai masker.
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Senin (17/4/2023), menyebut peningkatan kasus COVID-19 bisa terjadi akibat dua hal. Pertama, karena varian lama yang masih terus menyebar. Kedua, bisa karena telah munculnya varian baru Arcturus.
“Jadi karena COVID itu masih ada maka kemungkinan terjadinya penularan itu ada,” jelas Syahril dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan Ri, Jakarta Selatan.
Menurut data terakhir, Senin (17/4/2023), ada tujuh kasus Arcturus atau subvarian Omicron XBB.1.16 di Indonesia. Meski demikian, kata Syahril, varian ini belum mendominasi sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.
Syahril juga menyatakan di sejumlah negara yang mengalami peningkatan, varian Arcturus masih dikategorikan dalam pengawasan, sehingga belum menjadi perhatian serius.
“Masih under monitoring ya tadi, kasus (Arcturus)-nya tidak meningkat. Tapi penyebab kematian, kemudian di rawat inap atau BOR rumah sakit belum signifikan ya,” sambung Syahril.
Menurut Syahril, peningkatan kasus yang terjadi masih akan terkendali dan tidak menjadi lonjakan kasus serius yang menyebabkan jumlah kasus harian COVID-19 melambung tinggi.
“Masih aman dibandingkan dengan jumlah penduduk. Dan angka kematian maupun yang dirawat masih di bawah angka standar,” pungkas Syahril. [dmr]