“Sepak bola pada masa lalu harus kita hormati, sepak bola saat ini harus kita pelajari, dan sepak bola kelak di masa depan harus kita persiapkan.” – Anonim
BARISAN.CO – “The football of the past we must respect; the football of today we must study; the football of the future we must anticipate’“. Ungkapan itu masyhur dalam dunia sepak bola, sebab mengajarkan pentingnya menengok sejarah, memahami situasi yang berkembang saat ini, dan merencakan dengan matang kelak yang akan terjadi.
Dan, ungkapan itu memanglah relevan mengingat sepak bola terus berkembang secara dinamis. Tak dapat dipungkiri, mengabaikan salah satu dari tiga babak waktu; masa lalu, sekarang, dan masa depan, adalah sebuah kecerobohan.
Pasalnya, menghargai sepak bola pada masa lampau, entah itu bentuk kelebihan dan kekurangannya, merupakan dasar yang membentuk permainan saat ini. Sedangkan, sepak bola modern sekarang ini haruslah dikuasai, baik itu soal intensity pressing, serangan balik yang cepat, dan organisasi pertahanan yang baik.
Kemudian, setelah memahami perkembangan sepak bola saat ini. Maka selanjutnya adalah merencanakan dengan matang, bagaimana menghadapi tantangan sepak bola di masa depan. Itulah penting untuk menyiapkan bibit-bibit muda bertalenta untuk menjadi pemain sepak bola berkualitas kelak.
Perkembangan Sepak Bola Indonesia
Danurwindo yang semasa itu menjabat Direktur Teknik PSSI pun terilhami dengan ungkapan masyhur diatas. Pada 2017, lahirlah Filanesia, akronim dari Filosofi Sepak Bola Indonesia. Melansir dari PSSI, filanesia adalah sebuah filosofi yang menjadi dasar dan karakter sepak bola Indonesia, yang berfokus pada pembinaan usia dini sampai profesional baik dari segi individu maupun tim.
Filosofi ini pun terdiri dari tiga pilar utama; pembinaan pemain usia muda, pelatih usia muda, dan kompetisi reguler usia muda. Dengan menyasar tiga pilar tersebut, harapannya Filanesia dapat menjadi formula yang mampu membangun sepak bola Indonesia.
Dalam konteks mengembangkan sepak bola, khususnya di kalangan pemain muda, pemahaman terhadap permainan masa lalu dan saat ini adalah kunci. Sepak bola modern menekankan pada intensitas, serangan balik cepat, dan pertahanan terstruktur. Oleh karena itu, pemain muda perlu dibina dengan fokus pada teknik, fisik, dan pemahaman taktikal.
Oleh karenanya, pendidikan dan pelatihan pemain muda sangat vital dalam mengaplikasikan filosofi ini. Pemain muda harus diberikan panduan yang jelas, visi yang kuat, serta dukungan dalam mengasah kemampuan teknis dan mental mereka.
Merencanakan Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Melihat ke depan, sepak bola Indonesia perlu mempersiapkan pemainnya untuk menghadapi perubahan dan perkembangan. Sepak bola akan terus berkembang, dan kemampuan beradaptasi dengan tren dan perubahan dalam permainan akan menjadi kunci keberhasilan. Itulah mengapa, penting untuk meletakkan satu filosofi sebagai pondasi pembangunan sepak bola Indonesia.
Digagaslah Filanesia lantaran mempunyai keunikan, yakni filosofi ini mempertimbangkan karakteristik fisik, kultural, dan geografis Indonesia. Mafhum, pemain Indonesia mempunyai postur yang tidak tinggi namun memiliki modal kecepatan lari yang cepat dan kelenturan agilitas. Sehingga inilah kelebihan yang mestinya disadari dan dimanfaatkan dalam permainan yang cerdas dan proaktif.
Kembali pada ungkapan “The football of the past we must respect; the football of today we must study; the football of the future we must anticipate” ternyata memiliki implikasi yang dalam terhadap perkembangan sepak bola Indonesia dengan lahirnya sebuah filosofi sepak bola bernama Filanesia. Mengutamakan pemain muda, pelatihan berkualitas, dan adaptasi cerdas akan membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih baik dan kompetitif di masa depan.
Dengan memahami sejarah, memanfaatkan perubahan saat ini, dan merencanakan untuk masa depan. Sepak bola Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dapat berkembang dan bersaing di tingkat internasional.