IBU Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi proyek strategis nasional sekaligus program Jokowi yang sangat ambisius setelah kereta cepat Jakarta – Bandung. Namun, nasibnya sampai saat ini belum jelas karena belum atau tidak ada investor asing yang masuk ke sana.
Risiko mangkrak peluangnya sangat besar. Dan, tidak ada jaminan siapapun presiden terpilih akan melanjutkannya karena terlalu menyedot duit negara.
Ironisnya, ucapan bernada pesimistis itu disampaikan Jokowi saat lawatan ke Amerika Serikat. Sementara ketika di dalam negeri, Jokowi sangat optimistis. Jokowi dan para pembantunya selalu mengatakan investor asing antre bahkan membludak.
“Sampai saat ini belum ada (investasi asing masuk IKN),” kata Jokowi seperti dikutip dari CNN Indonesia di sela-sela KTT APEC di California, Amerika Serikat, Kamis (16/11/2023).
Di dalam negeri boleh saja para pejabat berbohong atau memoles isu dengan mengundang artis, komedian dan influencer tentang kondisi mutakhir IKN. Namun di luar negeri sekali berbohong atau tidak transparan justru bisa mendapat ‘hukuman’ dari media.
Investor asing bukanlah sebuah entitas yang buta dan tuli. Mereka juga memiliki intelijen serta konsultan ekonomi yang terus memantau iklim investasi secara global termasuk di Indonesia.
Informasi yang ditulis TIME beberapa waktu lalu menjadi bukti bahwa media asing dan juga investor dunia memantau IKN. Bukti itu disampaikan langsung Jokowi dengan menyatakan sampai sekarang belum ada investor asing masuk ke IKN.
TIME bahkan menyebut IKN sebagai representasi legasi hitam Jokowi. Selain soal kualitas demokrasi Indonesia yang menurun.
TIME mengutip Ian Wilson dari Universitas Murdoch Australia yang menyebut IKN adalah proyek yang menjadi simbol larinya Jokowi dari kegagalan menangani persoalan di Jakarta dari kemacetan, banjir dan polusi.
Jokowi Harus Fokus Pemilu
Banyak yang pesimistis, IKN akan berlanjut kendati dalam setiap kesempatan Presiden Jokowi selalu menekankan agar presiden terpilih mendatang tetap melanjutkannya.
Namun banyak yang meragukan proyek IKN akan berlanjut. Sejauh ini hanya ada dua capres yang ‘berkomitmen’ melanjutkan IKN, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Namun, perseteruan yang sengit dalam isu dinasti, sepertinya Ganjar bakal menganulir program ‘keberlanjutan’-nya. Jadi, yang tersisa hanya Prabowo. Tapi banyak juga yang menyangsikan Prabowo bakal melanjutkan IKN, apalagi bila pertumbuhan ekonomi tidak juga membaik dan rantai pasok dunia dan keamanan global tidak stabil.
Minimnya investor dan terbatasnya dana dalam negeri, semakin membuat gusar Jokowi. Saat berkunjung ke Amerika Serikat pun komitmen kerja sama tidak ada yang baru dan signifikan melainkan masih dari investor tradisional seperti Freeport atau ExxonMobil.
Sepertinya Pak Jokowi, harus menekan ambisinya untuk bisa merayakan HUT ke-79 RI di IKN. Karena IKN bukan tentang cerita rakyat Bandung Bondowoso.
Banyak pengamat dan analis politik yang menyarankan agar Presiden Jokowi fokus sebagai penyelenggara Pemilu 2024 yang berkualitas.
Bila Pemilu 2024 kredibel dan berkualitas dengan sendirinya investor asing tidak hanya antre dan membludak tetapi berebutan dan berbondong-bondong.
Tapi bila Pemilu 2024 identik dengan cawe-cawe dan penuh kecurangan, tidak hanya mengancam IKN gagal tetapi investor asing yang sudah ada di dalam negeri pun bisa lari terbirit-birit dan membawa duitnya ke luar negeri.