Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Esai

Mengapa Orang Betawi Suka Anies Baswedan?

:: Khairul Fahmi
7 September 2023
dalam Esai
Mengapa Orang Betawi Suka Anies Baswedan?

Anies Baswedan (Dok. Humas Pemprov DKI)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh: Khairul Fahmi (Penggiat Literasi)

SEJAK Indonesia merdeka DKI Jakarta sudah dipimpin oleh 17 orang gubernur (tiga yang pertama secara beruratan disebut Wali Kota Jakarta, baru yang keempat disebut Gubernur). Tercatat Ali Sadikin adalah yang paling kontroversial. Karena dalam rangka membangun Jakarta, jangankan uang yang halal, yang harampun dihatamnya juga. Karena itu banyak ulama Jakarta yang menentangnya. Yang paling vokal adalah KH. Abdullah Syafi’i. Tapi belakangan Ali Sadikin berdamai dengan KH. Abdullah Syafi’i.

Menurut saya, yang paling visioner adalah Sutiyoso. Letak visionernya itu pada ide besar menjadikan kawasan Jabodetabek sebagai megapolitan.

Orang Betawi juga sempat berbangga saat Fauzi Bowo menjadi gubernur. Letak kebanggaannya karena, Fauzi Bowo adalah orang Betawi asli. Oleh sebagian orang Fauzi Bowo dipandang tidak mewakili orang Betawi asli, karena hanya ibunya saja yang asli Betawi. Ayahnya orang Jawa Timur.

BACAJUGA

Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Indonesia

Doakan Kemenangan Anies-Cak Imin, Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Rutin Gelar Istigosah

30 September 2023
keadilan sosial

Ekonom: Anies Perjuangkan Keadilan Sosial Karena itu Masih Bermasalah di Negeri ini

30 September 2023

Walaupun asli Betawi, Fauzi Bowo tidak begitu dicintai, atau bahkan tidak dicintai oleh masyarakat Betawi, seperti kecintaannya kepada Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022.

Anies Badwedan terpilih melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) yang sangat melelahkan, dan menguras energi, bukan hanya energi penduduk Jakarta, yang berkepentingan dengan kontestasi di wilayahnya, tapi menguras seluruh energi anak bangsa. Tidak hanya saat pilkada, tapi buntutnya masih terus dirasakan sampai saat ini.

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, telah menghadirkan solidaritas agama dan etnis pada masyarakat Betawi. Saat pemilihan gubernur keluarga Betawi layaknya hari raya. Sanak saudara yang tempat tinggalnya terpencar, tapi tercatat sebagai pemilih di TPS rumah orang tuanya, dihubungi untuk mencoblos.

Bahkan yang tinggal di luar kota pun dihubungi. Suasana saat itu mirip hari raya idul fitri : berkumpul, saling sapa, makan siang, baru kembali ke rumah masing-masing. Hasilnya : pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno berhasil mengungguli pasangan Ahok – Djarot.

Bisa dikatakan satu di antara faktor kemengan Anies-Sandiaga ada pada tingkat partisipasi masyarakat Betawi yang kebetulan memilihnya (tentu banyak faktor lainnya).

Saat mencoblos, orang Betawi rasanya tidak terlalu menghiraukan visi dan misi Anies Baswedan. Yang terfikir saat itu asal bukan yang dianggap penista agama. Program-program, visi dan misinya saat kampanye memang bagus, dan terbukti bagus tidak hanya di atas kertas, tapi direalisasikan atau ditepati selama menjabat gubernur.

Program Anies diperuntukkan bagi semua kalangan, semua agama, dan suku yang ada di Jakarta. Tidak ada yang secara spesifik untuk orang Betawi. Tapi dalam prakteknya gaya kepemimpinan Anies sangat disukai masyarakat Betawi. Anies banyak mengunjungi tokoh-tokoh Betawi, tokoh agama Betawi, ormas-ormas Betawi, memperbolehkan takbir keliling, mengadakan perayaan Tahun Baru Hijriyyah secara kolosal, menggelar festival budaya Betawi di berbagai tempat, dan terakhir mengganti nama jalan-jalan di beberapa tempat dengan nama tokoh Betawi.

Pola pendekatan budaya di atas menimbulkan rasa simpati pada sebagian besar masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi merasa di-“orangkan”. Rasanya baru Anies Baswedan Gubernur yang memposisikan masyarakat Betawi pada posisi yang sepantasnya sebagai penduduk asli Jakarta. Fauzi Bowo yang asli Betawipun perhatiannya tidak sebesar Anies Baswedan.

Satu hal yang penting adalah cara Anies Baswedan berkomunikasi. Cara berkomunikasinya santun. Sekalipun Pak Gubernur telah banyak memberi kepada rakyatnya, bahasanya tetap seperti yang tidak memberi. Dan tidak pernah Pak Anies membentak-bentak aparat di bawahnya di muka umum, apalagi untuk maksud pencitraan sebagai orang yang tegas.

Gaya kepemimpinan, gaya komunikasi seperti ini yang sedang ditunggu rakyat Indonesia. Apalagi dibarengi visi dan misi yang besar.
Wallahu a’lam bishowab. [rif]

Topik: Anies Baswedanfauzi bowoKH. Abdullah Syafi'iSutiyoso
Bagikan1Tweet1Send
Khairul Fahmi

Khairul Fahmi

Budayawan dan Pegiat Literasi asal Betawi

POS LAINNYA

Cerdas Kaesang Pengarep
Esai

Mencermati Satir Cerdas Kaesang Pengarep

30 September 2023
humor investor
Esai

Humor Investor, Korbannya Ternyata …..

29 September 2023
film g 30 s
Esai

Film G 30 S

29 September 2023
banner politik
Esai

Banner Calon Tanpa Politik

25 September 2023
teater pantura
Esai

Apa Kabar Teater Pantura

24 September 2023
mencari cawapres 2024
Esai

Mencari Cawapres

23 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Demi Masa Depan Anak, Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok Harus Dilarang Total

Demi Masa Depan Anak, Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok Harus Dilarang Total

Relawan Gelar Diskusi Jawab Keresahan Pasca Deklarasi Duet Anies-Gus Imin

Relawan Gelar Diskusi Jawab Keresahan Pasca Deklarasi Duet Anies-Gus Imin

TRANSLATE

TERBARU

cangkir
Puisi

Cangkir – Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

:: Redaksi Barisan.co
1 Oktober 2023

cangkir

Selengkapnya
GERNAS SATAMAR

KoReAn Deklarasikan Gerakan Nasional Saksi AMIN Tak Mau Dibayar atau GERNAS SATAMAR

1 Oktober 2023
Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya

Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya

30 September 2023
Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Indonesia

Doakan Kemenangan Anies-Cak Imin, Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Rutin Gelar Istigosah

30 September 2023
VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

30 September 2023
Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

30 September 2023
Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

30 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

:: Ananta Damarjati
25 September 2023

Pengambilan keputusan terkait pemindahan makam seorang pahlawan harus melibatkan kajian yang mendalam. SULIT sekali membayangkan Indonesia tanpa makam Pangeran Diponegoro....

Selengkapnya
Perusahaan Koperasi

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang