BARISAN.CO – Mengenal apa itu penyakit psikosomatis. Psikosomatis merupakan istilah medis yang mengacu pada hubungan kompleks antara pikiran dan tubuh.
Dalam hal medis penyakit ini menggambarkan bagaimana kondisi emosional, stres, dan faktor psikologis dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Contohnya, ketika seseorang mengalami stres yang kronis atau tekanan emosional yang tinggi, hal ini dapat memicu respons fisik yang mengganggu, seperti peningkatan tekanan darah atau gangguan pencernaan.
Kondisi-kondisi ini sering kali menunjukkan bahwa keseimbangan antara aspek mental dan fisik kesehatan seseorang sangatlah penting.
Dikutip dari akun YouTube Rumil Al-Hilya menurut penjelasan dr.Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP bahwasanya secara etimologi psikosomatis itu dari dua kata yaitu psyche atau pikiran dan soma atau badan. Psikosomatis adalah penyakit yang menyerang dan melibatkan pikiran dan tubuh.
“Maksudnya orang yang tubuhnya terasa sakit merasa ada gangguan tetapi sesungguhnya setelah diperiksa ya Secara sesama dia tidak ada gangguan di secara fisiknya,” jelas Aisah.
Lebih lanjut ia menyampaikan, namun karena ada gangguan di pikiran atau terlalu sedih terlalu takut dan sebagainya maka pikiran itu akan mempengaruhi tubuh.
“Sistem saraf ini kerjanya seperti kabel listrik dia membawa pesan dari apa yang ada di otak dan juga apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang diucapkan, apa yang dirasakan oleh kulit itu dibawa oleh sistem saraf pesan tersebut di seluruh tubuh,” jelasnya.
Psikosomatis itu antara pikiran dan badan berarti apa yang ada dipikiran itu juga jalan di dalam tubuh kita sehingga nanti akan mempengaruhi kondisi tubuh kita.
Menurut Aisah, ciri dari penyakit psikosomatis seperti sesak nafas, jantung berdebar-debar, nyeri lambung kemudian diare, nyeri kepala bisa.
Salah satu contoh paling jelas dari dampak psikosomatis adalah sindrom iritasi usus (IBS). Gangguan ini, meskipun memiliki komponen fisik seperti gangguan pada saluran pencernaan, juga memiliki kuatnya pengaruh psikologis.
Orang dengan IBS sering kali melaporkan bahwa stres atau kecemasan dapat memperburuk gejala mereka. Sementara itu, keadaan seperti depresi atau kecemasan kronis juga dapat berdampak negatif terhadap sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan bahkan memperlambat proses penyembuhan.
Pendekatan holistik terhadap kesehatan melibatkan perhatian pada kesejahteraan mental dan fisik secara bersamaan.
Membangun strategi untuk mengelola stres dan merawat kesehatan mental dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan fisik seseorang.
Oleh karena itu, memahami dan mengakui hubungan yang kompleks antara pikiran dan tubuh adalah langkah awal yang penting dalam upaya untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Lantas bagaimana cara mengatasi penyakit psikosomatis? Untuk mengatasi kondisi psikosomatis, ada beberapa langkah yang dapat diambil diantaranya:
1. Mengelola Stres
Salah satu langkah utama adalah mengembangkan strategi untuk mengelola stres. Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
2. Terapi Psikologis
Konsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah emosional yang mungkin menjadi pemicu masalah fisik.
Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu bentuk terapi yang efektif dalam mengatasi kondisi psikosomatis.
3. Aktivitas Fisik Teratur
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan fisik secara keseluruhan. Berjalan kaki, berenang, atau yoga adalah pilihan yang baik.
4. Nutrisi Seimbang
Memastikan asupan makanan yang seimbang dan sehat juga dapat berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental.
Hindari makanan yang mengandung bahan-bahan kimia atau bahan pengawet yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.
5. Istirahat yang Cukup
Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup. Tidur yang baik memainkan peran penting dalam pemulihan fisik dan keseimbangan mental.
6. Menjaga Komunikasi Terbuka
Bicaralah dengan orang-orang terdekat tentang apa yang Anda alami. Berbagi perasaan dan pengalaman dapat memberikan dukungan emosional yang sangat penting.
7. Konsultasi dengan Ahli Kesehatan
Jika masalah fisik terus berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mengevaluasi dan merencanakan penanganan yang sesuai.
8. Pentingnya Kemandirian
Mempelajari keterampilan untuk mengatasi tekanan dan masalah emosional dengan cara yang sehat adalah kunci. Ini bisa meliputi teknik relaksasi, menghindari perilaku merugikan, atau menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan sosial. [Luk]