Scroll untuk baca artikel
Blog

Menggagas Humanisme dalam Pendidikan Abad Ke-21

Redaksi
×

Menggagas Humanisme dalam Pendidikan Abad Ke-21

Sebarkan artikel ini

Dalam dimensi pendidikan abad ke-21, tantangan yang terberat adalah melepaskan diri dari kondisi global yang dihadapkan pada persoalan pandemi berkepanjangan.

Sementara laju perkembangan dan kemajuan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) begitu drastis dan memunculkan tantangan-tantangan baru. Ada sedikit riset, bahwa makin majunya dunia digitalisasi maka penguasaan literasi bahasa juga semakin sulit. Artinya, ini bukan hanya tantangan dunia pendidikan tetapi sudah menjadi tantangan bangsa.

Mengulik pemikiran yang lebih luas, pemikiran klasik dan ortodoksi pada masa pergerakan perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara, adalah bentuk kontradiktif pendidikan dalam melepaskan ikatan kapitalis, yang nyata-nyata sangat merugikan bangsa dan negara.

Bagaimana pemikiran klasik yang membatasi entitas (wujud) pemikiran bersih adalah bentuk yang secara tidak tertulis, semata-mata untuk menguatkan otoriter politik penjajah.

Kalau kita meminjam istilah bijak, tentunya saat ini tidak ada lagi pemikiran “menjadi asing di negeri sendiri” bagi kaum perempuan, karena sudah terlepas dari fase penindasan klasik di masa lampau (penjajahan). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan terkini yang harus dijawab demi menyelamatkan generasi bangsa di masa datang.

Ruang kontemplasi nalar dan pemikiran yang begitu kuat dan drastis saat ini melalui informasi berbasis teknologi, juga harus dipikirkan dan jika bisa menjangkau lapisan masyarakat terbawah, termasuk kaum perempuan. Ini agar informasi akurat dan benar menjadi sistem dan pola penguatan dalam mendidik keluarga. Salah satunya, untuk memberikan penguatan kaum perempuan dalam menangkal isu-isu radikalisme dan terorisme.

Tantangan dunia pendidikan yang makin keras di era globalisasi dan menuju ke arak abad ke-21, tentunya diperlukan pola desain sistem yang tidak hanya bergantung pada ketersediaan sarana dan prasarana.tetapi jauh lebih luas, pengkajian dan pendalaman teorema analitik yang memadukan potensi bangsa, yakni peran perempuan dan laki-laki (sumber daya manusia). Artinya, dinamika zaman, menjadi jalan masuk bagi seluruh komponen bangsa untuk menjawab permasalahannya.   

Kini, tantangan terberat yang dihadapi dunia pendidikan adalah kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka, kita berharap akan muncul generasi baru yang mampu menggagas solusi cerdas, di tengah pergeseran dan ketidakstabilan ekonomi akibat pandemi yang berkepanjangan. Salah satu cara yakni membuka akses informasi akurat bagi penguasaan nilai-nilai etika budaya, yang dimulai dari lingkungan keluarga.