PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terus berusaha menghadapi permasalahan polusi udara yang belum mereda dengan berbagai upaya.
Setelah melaksanakan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk separuh dari pegawai atau aparatur sipil negara (ASN), kini pemerintah DKI Jakarta juga mengharapkan ASN akan mengadopsi penggunaan kendaraan listrik. Padahal, opsi mengoptimalisasi sarana transportasi publik merupakan opsi paling tepat melihat fenomena Jakarta yang tak hanya masalah polusi udara, tapi masalah kemacetan juga.
Mengoptimalkan transportasi publik secara langsung merupakan langkah yang lebih bijak dalam menangani dua persoalan krusial kota, yakni kemacetan lalu lintas yang kronis dan tingkat polusi udara yang meresahkan. Fokus seharusnya tak sekadar mendorong penggunaan motor listrik, namun menuju upaya memperbaiki sistem transportasi publik yang ada.
Sisi lainnya, jika masyarakat semua menyambut dengan mebeli kendaraan listrik, yang ada malah masyarakat di Jakarta akan menambah jumlah kendaraannya. Dan akan menyebabkan kemacetan yang berlebih.
Dampak Skala Besar, Meskipun motor listrik dapat mengurangi emisi langsung, dampaknya terbatas pada segelintir yang mampu membeli dan mengoperasikan motor tersebut. Sebaliknya, melalui transportasi publik yang ditingkatkan, dampak positif dapat dirasakan oleh banyak orang sekaligus. Pengembangan jaringan transportasi publik akan secara signifikan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar, mengurangi kemacetan, dan akhirnya menekan tingkat polusi udara.
Implikasi Pentingnya Optimalisasi Transportasi Umum dengan Keberlangsungan Lingkungan dan Mengurai Kesenjangan Sosial
Kemacetan Tertangani dan Polusi Udara Terhenti
Memilih motor listrik tidak akan secara efektif mengatasi akar penyebab kemacetan. Lebih bijaksana jika investasi dialihkan ke perbaikan dan pengembangan transportasi publik yang efisien, seperti sistem kereta cepat, jalur bus khusus, dan perluasan jaringan kereta bawah tanah. Langkah ini dapat mendorong orang beralih dari kendaraan pribadi mereka, mengurangi jumlah mobil yang mengemudi di jalan, dan meredakan masalah kemacetan.
Meskipun motor listrik tidak mencemari udara secara langsung, proses produksi baterai dan pembangkitan listriknya tetap memiliki dampak lingkungan. Sebaliknya, dengan lebih mengedepankan pengembangan transportasi publik, kita dapat mengurangi drastis emisi dari ratusan hingga ribuan kendaraan bermotor.
Akses untuk Semua Kelompok, Mengatasi Kemacetan dan Polusi Udara secara Holistik
Sosialisasi penggunaan motor listrik mungkin tidak merata di semua lapisan masyarakat karena keterbatasan finansial. Sebaliknya, transportasi publik memberikan solusi inklusif dengan menyediakan alternatif yang terjangkau bagi semua orang, independen dari status ekonomi mereka. Langkah ini akan memastikan sistem transportasi yang berkelanjutan dan adil.
Solusi yang berfokus pada pengembangan transportasi publik merangkul konsep keberlanjutan yang holistik. Dengan mendorong transportasi publik, kita dapat mendorong penerapan energi terbarukan dalam menggerakkan sistem transportasi, serta mengintegrasikan solusi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pengguna.
Dalam usaha menangani kemacetan dan polusi udara, upaya konkret dalam memperbaiki transportasi publik seharusnya menjadi prioritas utama. Meskipun motor listrik memegang peranan penting dalam perubahan menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan. Mereka hanyalah satu elemen dari solusi yang lebih besar.
Dengan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan lebih mengarahkan perhatian pada perkembangan dan penyempurnaan transportasi publik,. Kita dapat mencapai perubahan yang lebih signifikan dalam menangani kemacetan dan polusi udara di lingkungan perkotaan.