Das sein yang jauh dari das sollen tujuan kemerdekaan terlihat dalam banyak bidang lainnya. Antara lain soal stunting, kemunduran atau stagnasi dunia pendidikan, kelemahan penegakan hukum, makin meningkatnya korupsi, kohesivitas sosial yang menurun, kehidupan politik yang kurang sehat, dan lain sebagainya. Indonesia pun tidak memainkan peran penting dalam dinamika politik dan ekonomi dunia.
Ekonomi Untuk Semua menurut Anies Baswedan
Untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat, bersih, memiliki ide besar dan mampu mewujudkannya. Pemimpin tersebut juga mesti mengetahui kondisi terkini negara Indonesia, sehingga tahu harus memulai dari mana upaya perbaikannya. Pemahamannya pun harus mencakup kebijakan strategis dan langkah prioritas dalam era kepemimpinannya nanti.
Karakteristik pemimpin semacam itu saat ini ada pada diri Anies Baswedan. Beruntungnya, Anies Baswedan makin menguat posisinya sebagai bakal calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024. Berturut-turut telah tiga partai mengatakan akan mengusungnya. Dimulai oleh Partai Nasdem, disusul kemudian oleh Partai Demokrat, dan akhirnya oleh Partai Kesejahteraan Sosial (PKS).
Konsep Anies Baswedan jika terpilih menjadi Presiden cukup tergambar pada tulisannya pada harian Kompas tanggal 17 Februari tahun 2023 lalu. Salah satu yang digarisbawahi oleh tulisan ini adalah terkait dengan aspek memajukan kesejahteraan umum dalam tujuan kemerdekaan.
Anies Baswedan memberi subjudul “Ekonomi untuk semua” pada salah satu bagian tulisan tersebut. Dikatakan bahwa prinsip yang ingin didorong adalah pertumbuhan ekonomi harus berkualitas. Bukan sekadar melihat dari aspek makro, lebih dari itu dampaknya bisa menjangkau semuanya. Kualitas pertumbuhan itu adalah pada jangkauannya. Semakin merata, maka semakin tingi kualitas pertumbuhannya.
Dikatakannya, perekonomian perlu dirancang untuk memperhitungkan mereka yang miskin dengan mengakomodasinya melalui kesempatan-kesempatan yang setara dalam sistem perekonomian. Berupaya membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.
Urusan ketimpangan dinilai tidak boleh lagi sekadar diselesaikan lewat jaring pengaman sosial. Masalahnya perlu diintegrasikan melalui instrumen ekonomi, seperti moneter, kredit, perdagangan, perpajakan, investasi, dan kebijakan sosial, untuk menciptakan perekonomian yang memberikan kesejahteraan semua warga, bukan hanya sebagian warga.
Pernyataan dalam tulisan beliau yang sangat mendasar adalah, “Ekosistem ekonomi yang setara perlu didukung dengan ekosistem sosial yang lestari. Keduanya harus saling menguatkan, bukan meniadakan.” [rif]