Terlepas dari berbagai kejutan yang mungkin terjadi dan masih berpeluang, tidak lantas membuat kandidat yang diusung oleh Poros KIM Plus akan menang dengan mudah atau apalagi akan menang mutlak. Belum tentu. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 membuktikan hal tersebut dimana pada Pilpres 2024, calon presiden (Capres) Prabowo hanya menang tipis atas Capres Anies.
Sementara KPU DKI sudah menetapkan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto lolos menjadi calon perseorangan di Pilgub DKI 2024. Sehingga siapapun Paslon Cagub dan Cawagub DKI dari Parpol, satu pasangan Cagub dan Cawagub DKI sebagai penantangnya sudah ada, atau menunggu. Jadi, minimal di Pilgub DKI 2024 akan terdapat dua Paslon Cagub dan Cawagub DKI. Tinggal menunggu, apakah akan ada Cagub dan Cawagub dari Parpol atau gabungan Parpol di DPRD DKI. Apakah calon perseorangan dengan mudah dikalahkan Cagub dan Cawagub DKI dari Parpol, khususnya dari Poros KIM? Belum tentu.
Untuk memperkerkuat argumen bahwa Pilgub DKI masih mungkin terjadi kejutan baik dari sisi proses dan hasilnya adalah merujuk Pemilihan Walikota Makasar pada 2020 yang dimenangkan kotak kosong. Seyogianya fakta politik lokal ini sudah memberi pelajaran mahal agar tidak mendegradasi dan menganggap remeh apal;agi menghina nalar politik pemilih. Apalagi pemilih di Jakarta dikenal rasional dan kritis serta dengan mudah berubah preferensi politik dari satu kandidat ke kandidat lainnya. Situasi dan kondisi objektif masyarakat saat ini secara umum mengalami krisis ekonomi. Situasi dan kondisi ini berpotensi melahirkan gerakan dan perlawanan politik masyarakat dengan cara mengambil pilihan berbeda dangan pilihan Cagub DKI yang diusung oleh penguasa di Pilgub DKI 2024.
Berkaca pada Pilgub 2007, 2012, 2017, selalu berlangsung kompetitif, demokratis dan menarik. Bahkan di Pilgub 2022 dan 2017 terdapat lebih dari dari dua Pasangan Cagub dan Cawagub DKI. Sehingga rakyat Jakarta mempunyai alternatif pilihan terbaik diantara calon terbaik. Sejarah budaya politik di Pilgub DKI juga menunjukkan, meskipun terjadi persaingan kompetitif dan menjurus konfliktual, paska Pilgub DKI selalu berakhir dengan aman dan damai. Karenanya jika tradisi dan budaya politik di Pilgub DKI 2024 masih akan terus menggema, maka kejutan politik dimana akan muncul kompetitor/kandidat Cagub DKI yang seimbang dari RK yang didukung oleh KIM Plus, tetap potensial terjadi pada injury time masa pendaftaran Cagub dan Cawagub DKI. [rif]