Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom

Model Politik

:: Eko Tunas
26 Mei 2023
dalam Kolom
model politik

Partai politik peserta pemilu 2024/Foto: AntaraNews

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Ada model politik yang berbeda, antara di jaman Soekarno dan Soeharto. Di Soekarno, tiga kekuatan slagorde mendirikan partai berdasar ideologi mereka. Yakni atas tiga kekuatan nasionalis, agama, sosialis.

DI JAMAN Soekarno kita punya banyak partai. NU dan Muhamadiyah masih menjadi partai saat itu. Disamping Masyumi, Murba, PNI, PKI, PSI, Partai Buruh, Partindo dll.

Masuk era orde baru Soeharto, kita hanya mengenal tiga partai. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar, Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Partai-partai sebelumnya melebur ke tiga partai itu.

Kala itu Golkar menjadi partai single majority, partai tunggal terkuat. Selalu memenangkan pemilu selama tigapuluh tahun lebih. Menunggalkan sang despot jendral besar Soeharto.

Agaknya Soeharto ingin seperti Soekarno yang pernah ditahbiskan sebagai presiden seumur hidup. Tapi jika Soekarno ‘dihentikan’ atas peristiwa politik berdarah 1965, Soeharto tumbang oleh gerakan reformasi.

BACAJUGA

Pidato 1 Juni

Pidato 1 Juni

2 Juni 2023
Soal Cawe-Cawe Jokowi dalam Pemilu, Ubed: Menyimpang dari Fungsi Seorang Presiden

Soal Cawe-Cawe Jokowi dalam Pemilu, Ubed: Menyimpang dari Fungsi Seorang Presiden

30 Mei 2023

Ada model politik yang berbeda, antara di jaman Soekarno dan Soeharto. Di Soekarno, tiga kekuatan slagorde mendirikan partai berdasar ideologi mereka. Yakni atas tiga kekuatan nasionalis, agama, sosialis.

Masuk rezim militerian Soeharto, tiga kekuatan itu dilumpuhkan dengan menciptakan partai terbesar atau single majority, yaitu Golkar. Ialah untuk melanggengkan kekuasaan otoriterian Soeharto.

Masuk era reformasi kira kembali mengenal banyak partai. Bahkan benar-benar menggunakan sistem banyak partai. Dari partai kecil hingga partai besar. Partai nasionalis dan yang berbasis agama. Minus PKI, tentu.

Jelang pemilu 2024 saja, tercatat 25 parpol peserta Pemilukada. Partai besar masih dipegang PDI-P, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat. Khususnya dalam pertarungan pencalonan presiden dan wakil presiden. Termasuk kepala daerah.

Partai kecil cukup bisa berharap masuk dalam legislatif. Dan ada yang mengejutkan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ialah saat menyila kepada siapa pun warga negara untuk maju sebagai calon legislatif berkendara PSI, gratis, tanpa berbayar.

Dalam pada itu ada gosip politik — istilah Mafhud MD — bahwa korupsi 8 Triliun lebih Menkominfo, mengalir ke tiga partai. Yakni, PDI-P, Gerindra, Nasdem. Justru jelang Pemilukada 2024.

Pertanyaannya, benarkah partai membutuhkan dana besar dalam nilai T, terutama jelang pemilu. Seorang mantan Ketua KPU daerah, bahkan mengungkap. Untuk seseorang yang mau maju sebagai caleg, mesti siap dana minimal 1 M.

Inikah model politik sekarang, justru di saat Pemerintah menekankan anti money politik dalam Pemilukada. Tapi pada kenyataannya, gosip tinggal gosip bulan madu partai..mimpi atau kenyataan.

Jadi, model politik tampaknya berbeda di setiap jaman. Dasar politik negara akan berpengaruh bagi model partai politik. Di jaman Soekarno, parpol kita berdasar politik kebudayaan. Di era orba Soeharto parpol yang ada bermodel politik ekonomi.

Lanjut di era reformasi, tampaknya makin meninggi intensitas politik ekonomi di era orba. Dasar politik ekonomi yang kerap dikatakan akibat dari reformasi kebablasan, telah menciptakan model politik ekonomi yang dipuncaki gaya kapitalisme liberalisme.

Akibatnya parpol yang ada, disokong perilaku orang-orangnya yang terdidik oleh gaya: kalau tidak ada uang maka tidak ada ideologi politik dalam partaimu.*

Editor: Lukni
Topik: Pemilu 2024PolitikSoehartoSoekarno
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

Pidato 1 Juni
Kontemplasi

Pidato 1 Juni

2 Juni 2023
Ketiadaan Kepentingan
Kontemplasi

Ketiadaan Kepentingan

31 Mei 2023
Pemasaran Digital berbasis kecerdasan buatan
Kolom

Kecerdasan Buatan (AI) Masa Depan Pemasaran Digital

31 Mei 2023
kemurnian gurun
Kontemplasi

Kemurnian Gurun

30 Mei 2023
pohon politik
Kolom

Buah Viral Dari Pohon Politik

29 Mei 2023
bocah badui
Kontemplasi

Sebagai Bocah Badui

29 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Eks Menteri Era Soeharto dan Gus Dur Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia di Malaysia, Ini Perjalanan Karirnya

Eks Menteri Era Soeharto dan Gus Dur Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia di Malaysia, Ini Perjalanan Karirnya

Fragmen

Awal Fragmen

TRANSLATE

TERBARU

Bankir: Ekonomi Syariah Bersifat Universal dan Lahir untuk Semua Umat
Ekonomi

Bankir: Ekonomi Syariah Bersifat Universal dan Lahir untuk Semua Umat

:: Beta Wijaya
2 Juni 2023

Ekonomi syariah bermuara pada konsep Rahmatan Lil Alamin, memberi manfaat bagi semesta

Selengkapnya
Cukup Vinicius! Tak Boleh Ada Lagi Pelecehan Rasial dalam Sepak Bola

Cukup Vinicius! Tak Boleh Ada Lagi Pelecehan Rasial dalam Sepak Bola

2 Juni 2023
Elizabeth Holmes, Kisah “Bidadari” Silicon Valley Pendiri Startup Theranos yang Berakhir di Hotel Prodeo

Elizabeth Holmes, Kisah “Bidadari” Silicon Valley Pendiri Startup Theranos yang Berakhir di Hotel Prodeo

2 Juni 2023
Bisakah Indonesia Terbebas dari Intervensi Industri Rokok?

Bisakah Indonesia Terbebas dari Intervensi Industri Rokok?

2 Juni 2023
Berdamai Dengan Diri Sendiri

Berdamai Dengan Diri Sendiri, Jalani Kehidupan Lebih Berarti

2 Juni 2023
Seniman Masuk Sekolah 2023

Besok Terakhir Pendaftaran Program Seniman Masuk Sekolah 2023, Simak Penjelasan Lengkapnya

2 Juni 2023
Pidato 1 Juni

Pidato 1 Juni

2 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang