Apakah seperti Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, atau Jokowi. Kehidupan negara sedunia memang telah berubah. Tidak lagi berapologi orde baru atau reformasi. Bahkan kita sedang menghadapi satu generasi terbaru. Milenial, bahkan generasi Z.
KITA sudah mengalami tujuh presiden. Dari Soekarno hingga Jokowi. Model Presiden seperti siapa yang ideal bagi negeri ini. Dalam satu orasinya baru-baru ini, Jokowi berharap presiden lanjut ialah yang pemberani mengambil keputusan demi masyarakat. Demi rakyat, dan bukan demi kaum elite politik.
Publik pun bertanya-tanya, siapa yang dimaksud dengan presiden pemberani itu. Tampaknya pertanyaan itu menjadi pekrum masyarakat pemilih dalam pemilu 2024 mendatang. Adapun calonnya: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subiyanto.
Sokarno bisa disebut sebagai presiden pemberani. Banyak catatan keputusannya terhadap politik dunia. Misalnya yang paling kontroversial kala dia menyatakan Indonesia keluar dari PBB. Termasuk saat Indonesia mundur dari piala dunia olah raga.
Batagaimana olah raga di jaman Soekarno pun adalah perjuangan yang diteriakkan. Perjuangan menggelorakan semangat nasionalisme. Semangat yang hari ini bisa dikatakan telah selesai. Sekarang adalah era, saat olahraga adalah event. Adalah pesta. Bukan lagi perjuangan berdarah-darah.
Tentu tidak ada lagi cerita, seorang pemain PSSI mesti cari pinjaman sepatu bola untuk ikut bertanding di luar negeri. Cerita sekarang adalah, para pemain PSSI U-20 yang menang piala dunia, menunggu bonus dari Presiden. Tentu dalam nilai masing-masing yang tidak sedikit.
Indonesia pun baru saja menjadi tuan rumah pertemuan pimpinan negara Asean. Satu pertemuan di Labuan Bajo, satu space pantai berpulau-pula yang telah disulap bagai sorga dunia. Sebelumnya pertemuan pimpinan negara dunia di pulau Dewata Bali.
Acara-acara bergengsi yang tentu pun berbeda dengan acara pertemuan pimpinan negara di jaman Soekarno. Tentu para pimpinan negara dulu dan sekarang mempunyai kenangan dan pemikiran berbeda tentang Indonesia.
Cita-cita menuju Indonesia menjadi negara besar di 2040 tampaklah di depan mata bukan mimpi di siang bolong. Satu cita-cita yang tentu membutuhkan kepemimpinan dengan model yang ideal untuk itu tentu.
Apakah seperti Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, atau Jokowi. Kehidupan negara sedunia memang telah berubah. Tidak lagi berapologi orde baru atau reformasi. Bahkan kita sedang menghadapi satu generasi terbaru. Milenial, bahkan generasi Z.
Tentu kita tidak ingin kembali ke masa perjuangan kemerdekaan, atau orde lama dengan peristiwa politik berdarah 1965. Hingga reformasi yang menutup presiden berkuasa selama tigapuluh lima tahun.
Ya, lalu model presiden bagaimana yang bisa menyongsong Indonesia sebagai negara besar di dunia. Tentu pertanyaan ini tidak sekadar retorika: mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang. Dan kita tidak akan salah pilih di pemilu 2024.
Sebab kita tidak menginginkan negeri ini tidak maju ke depan, tapi justru mundur ke masa-masa traumatik dengan korban nyawa anak-anak bangsa.*