Meski beberapa tahun terakhir Kota Semarang alami krisis air bersih, namun tahun ini justru lebih parah.
BARISAN.CO – Sejak Juni lalu, Indonesia menghadapi fenomena El Nino. BMKG memprediksi El Nino akan bertahan pada akhir tahun 2023. Akibatnya, beberapa wilayah di Indonesia termasuk Semarang mengalami krisis yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mengungkapkan, permintaan air bersih dari masyarakat setiap minggu rata-rata mencapai enam tangki, dengan kapasitas setiap tangki mencapai 5.000 liter.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto mengatakan permintaan dari masyarakat untuk air bersih setiap minggu rata-rata mencapai enam tangki, dengan kapasitas setiap tangki mencapai 5.000 liter.
Seiring dengan meluasnya daerah yang terdampak kekeringan, Endro mengatakan, persediaan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD 2023 sudah habis sehingga tinggal mengandalkan bantuan CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan.
“Kemampuan BPBD untuk penyediaan air bersih dari dana APBD 2023 ini sudah habis, nol. Kami ini sekarang bergerak mendistribusikan hanya dari pihak ketiga, CSR,” ucapnya seperti dilansir dari laman resmi Pemkot Semarang, Jumat (15/9/2023).
Menurutnya, BPBD Kota Semarang terus menggalang CSR dari berbagai perusahaan untuk membantu persediaan air bersih, dan sampai sekarang ini sudah mencapai 25 tangki.
Mendengar kabar APBD 2023 untuk penyediaan air bersih habis, DPD Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Kota Semarang pun turun langsung ke lapangan. Mereka membagikan air bersih untuk warga sekitar Kecamatan Banyumanik yang mengalami kesulitan air bersih.
di tiga wilayah antara lain Kelurahan Jabungan, Banyumanik di RW 1 meliputi RT 02 serta Rt 03 dan RW 04 RT 01.
Yuli Astuti, Ketua bidang IT DPD ANIES Kota Semarang mengatakan, mereka akan kirim air bersih ke area lain yang belum mendapat bantuan.
Yuli menuturkan, air yang dikirim ini layak untuk dikonsumsi.
“Dalam kondisi seperti ini warga mengutamakan pengunaan air untuk kebutuhan harian seperti memasak dan minum. Untuk mandi yang biasanya sehari 2 kali cukup sekali, bahkan ada warga yg mengungsi menumpang mandi di rumah saudara yg masih ada air,” ungkap caleg dari PKS DPRD dapil 4 Kota Semarang Dapil 4 itu.
Warga, kata Yuli, untuk mencuci pakaian terkadang harus menunggu persediaan yang cukup.
“Kalau cuci piring, sama seperti mandi masih prioritas. Tapi, kalau cuci pakaian bisa nanti-nanti kalau airnya benar-benar cukup,” jelasnya.
Dari turun ke lapangan ini, DPD ANIES Kota Semarang juga mendengar keluh-kesah masyarakat.
Meski beberapa tahun terakhir, Kota Semarang alami krisis air bersih, namun tahun ini lebih parah ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
“Mereka berharap ada solusi untuk masalah kesulitan air karena sudah hampir 3 bulan setiap harinya masyarakat harus mencari atau menimba air di sendang alias tempat yang ada air,” tutur Yuli.
Sementara, donasi bantuan air bersih ini merupakan hasil urunan dari para relawan dan juga orang baik. [dmr]