Garam mengandung yodium karena proses pembuatannya sengaja ditambahi atau dititipi yodium (proses ini disebut fortifikasi).
BARISAN.CO – Bagi ibu menambahkan garam dalam setiap masakan sudah menjadi suatu keharusan. Masakan terasa kurang nikmat bila tidak ditambahkan garam, bahkan masakan manis pun masih perlu tambahan garam.
Namun menurut ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masayrakat Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) Meikawati Wulandari, SKM, MSi meski hanya soal garam, ada yang perlu diketahui bahwa garam yang dipakai harus garam yang mengandung yodium, karena garam laut hanya sedikit sekali mengandung yodium.
Garam mengandung yodium karena proses pembuatannya sengaja ditambahi atau dititipi yodium (proses ini disebut fortifikasi).
“Mengapa garam yang dipilih? Karena garam dikonsumsi setiap hari dan bersifat stabil (tidak mengubah bentuk, rasa, bau dan warna) dibandingkan bahan yang lain. Kebutuhan yodium sangat kecil yaitu 150 mikrogram/ hari (terdapat dalam 1 sdt garam) namun harus terus menerus,” ungkapnya.
Yodium adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid yang berfungsi membantu proses metabolisme di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan termasuk system syaraf dan otak, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kecerdasan.
Menurut Wulan, garam beryodium sangat mudah didapatkan. “Garam beryodium bisa diperoleh di warung maupun pasar tradisional dan modern. Namun kita harus memperhatikan label ketika membeli garam, harus bertuliskan Garam Beryodium, ada merk dagang, kode produksi dan jumlah kandungan yodium. Garam yang dikonsumsi harus memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) minimal mengandung yodium sebesar 30 ppm,” paparnya.
Sayangnya tidak semua garam yang bertuliskan beryodium benar-benar mengandung yodium sesuai dengan standart.
Wulan menjelaskan bahwa masyarakat dapat melakukan sendiri uji mutu garam :1) Uji dengan Iodina Test dengan cara meneteskan 2-3 tetes pada garam yang akan diuji, bila garam berubah warna menjadi ungu maka ada kandungan yodium.
Semakin pekat warna semakin tinggi kadar yodium, 2) Cara tradisional dengan singkong parut. Tuangkan 1 sendok perasan singkong parut tanpa ditambah air ke dalam wadah dan tambahkan 4-6 sdt garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sdt cuka biang, aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit.
Menurut Wulan, kekurangan zat yodium menyebabkan terjadinya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat tubuh seseorang mengalami kekurangan konsumsi yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang. GAKY dapat terjadi pada siapapun tidak memandang umur, mulai dari janin, bayi, anak-anak, hingga dewasa.
“Dampak terjadinya GAKY yang mudah terlihat adalah kretin / cebol (1-10 persen) dan pembesaran kelenjar gondok (5-30 persen). Gangguan lain dengan jumlah yang lebih besar dan seringkali tidak terdeteksi diantaranya adalah keguguran pada kehamilan, bayi lahir mati, gangguan perkembangan mental, kemunduran kemampuan intelektual, serta gangguan bicara dan pendengaran. GAKY merupakan masalah kesehatan yang tidak dapat disembuhkan. Pada orang dewasa bisa menurunkan produktifitas dan kesuburan,” beber Wulan.
Bagaimana cara menyimpan garam beryodium?
Wulan menyerankan agar menyimpannya dalam wadah tertutup rapat, kering, bebas karat, dan tidak tembus cahaya. Letakkan di tempat yang tidak lembab dan jauh dari sumber panas (api, sinar matahari). “Garam dapat digunakan kapan saja tidak perlu menunggu masakan mendidih,” tutup Wulan. [Luk]