BARISAN.CO – Penyaluran kredit dari bank kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran yang sangat vital dalam menggerakkan perekonomian sebuah negara. UMKM menjelma menjadi pilar utama dalam struktur ekonomi, dan pemberian kredit yang tepat dan efektif berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penyaluran kredit bank ke UMKM sangat penting.
Pertama-tama, UMKM memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi lokal. Penyaluran kredit dari bank membantu UMKM untuk mengembangkan usaha mereka, meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja baru, serta berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, UMKM berperan sebagai salah satu pilar penciptaan lapangan kerja. Di berbagai daerah, UMKM kerap menjadi penyedia lapangan kerja utama.
Melalui akses ke kredit dari bank, UMKM dapat memperluas operasional mereka, menambah tenaga kerja, dan secara langsung mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut.
Berikut Ini Pentingnya Kredit UMKM untuk Keberlanjutan Perekonomian
- Inovasi dan Kreativitas: UMKM seringkali menjadi pusat inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan produk dan layanan baru. Dengan akses ke kredit, UMKM dapat melakukan penelitian dan pengembangan, menciptakan produk inovatif, serta berkontribusi pada perkembangan sektor industri secara keseluruhan.
- Pemerataan Ekonomi: Penyaluran kredit bank kepada UMKM dapat membantu dalam pemerataan ekonomi. UMKM sering berada di daerah-daerah yang kurang berkembang atau terpencil. Dengan memberikan akses ke sumber daya finansial, UMKM dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah.
- Meningkatkan Ketahanan Ekonomi: Terlalu banyak ketergantungan pada sektor korporat besar dapat membuat ekonomi rentan terhadap guncangan. UMKM memiliki kapasitas untuk lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan pasar. Dukungan kredit bank membantu UMKM memperkuat ketahanan ekonomi melalui diversifikasi usaha dan penyesuaian dengan kebutuhan pasar yang lebih spesifik.
- Mendorong Kewirausahaan: Penyaluran kredit bank kepada UMKM juga mendorong semangat kewirausahaan. Banyak individu memiliki ide dan potensi untuk memulai usaha, tetapi mereka sering kali kekurangan modal. Dengan adanya dukungan finansial, individu-individu ini lebih berpeluang untuk menjalankan usaha mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
- Kontribusi terhadap Pajak dan Pendapatan Negara: Pertumbuhan kolektif UMKM berdampak pada peningkatan pendapatan nasional dan kontribusi pajak yang lebih besar. Pendapatan pajak dari UMKM dapat digunakan untuk mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
- Pengembangan Potensi Lokal: UMKM sering kali mengambil bahan baku dari lingkungan sekitar, membantu dalam pengembangan potensi lokal. Dengan memberikan dukungan finansial, UMKM dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah pada produk lokal dan mendorong pertumbuhan industri lokal.
Dengan pemahaman akan pentingnya penyaluran kredit bank ke UMKM, pemerintah, otoritas keuangan, terutama perbankan, harus terus mengembangkan kebijakan dan program yang mendukung perkembangan UMKM. Dengan cara ini, UMKM dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif bagi masyarakat.
Portofolio Pertumbuhan Penyaluran Kredit Bank Umum terhadap UMKM di Semester 1 Tahun 2023
Namun, pada kenyataannya, portofolio pertumbuhan penyaluran kredit bank terhadap UMKM belum mencapai potensinya. Data per semester pertama tahun 2023 menunjukkan penyaluran kredit bank umum sebesar 6,637,457 Miliar, tumbuh sebesar 7,75% year on year. Meskipun pertumbuhannya positif, penyaluran kredit bank ke sektor UMKM masih belum mencapai potensi maksimalnya.
Pertumbuhan kredit bank ke UMKM pada Juni 2023 mencapai 1,394,644 Miliar, yang hanya mewakili 21,01% dari total penyaluran kredit bank. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit secara keseluruhan, yang mencapai 7,33% dari Juni 2023 ke Juni 2022.
Untuk mengatasi masalah ini, Bank Indonesia telah menerapkan kebijakan makroprudensial yang menetapkan target rasio porsi pembiayaan terhadap UMKM. Pada tahun 2023, target rasio ini harus mencapai 25%, dan pada 2024, harus meningkat menjadi 30%. Bank yang tidak mencapai target ini akan dikenakan denda, sementara yang mencapainya akan mendapatkan insentif berupa keringanan atas penempatan Giro Wajib Minimum (GWM) ke Bank Indonesia.
Dengan demikian, penyaluran kredit bank ke UMKM bukan hanya penting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tetapi juga untuk memenuhi kewajiban regulasi yang mengikat. Perlukan upaya lebih lanjut dari semua pihak, termasuk perbankan dan pemerintah, untuk memastikan bahwa kredit bank yang sangat dibutuhkan oleh UMKM tersalurkan dengan maksimal demi kemakmuran ekonomi yang lebih luas. []