Scroll untuk baca artikel
Blog

Perempuan dalam  Lingkaran – Sapto Wardoyo

Redaksi
×

Perempuan dalam  Lingkaran – Sapto Wardoyo

Sebarkan artikel ini

Usut punya usut, ternyata Dadang terlibat perselingkuhan dengan salah seorang staf finishing nya. Tak tahu siapa yang lapor ke istrinya hingga ia tahu dan melabraknya. Dan selama beberapa hari, berita itu menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut. Dan tentunya membuat Dadang dan selingkuhannya merasa malu bukan main. Hingga akhirnya mereka memutuskan keluar dan tidak bekerja di situ lagi. Dan menurut cerita salah seorang karyawan di situ,  istrinya menuntut cerai. Dan Dadang sendiri melanjutkan hubungannya dengan wanita selingkuhannya itu. Kejadian itu sudah cukup lama, barangkali sekitar dua tahun yang lalu.

Kesenangan yang sesaat, namun akibatnya sungguh fatal. Dan anehnya, terkadang mereka juga tidak belajar dari apa yang sudah terjadi di sekitar mereka  dengan segala akibatnya. Mereka seperti sengaja membuat lingkaran itu dan kemudian mereka masuk di dalamnya, dan akhirnya mereka terjebak tanpa mampu keluar dari lingkaran itu. Kasus-kasus seperti itu masih saja sering terjadi di banyak pabrik.

Kembali aku berpikir tentang Susi. Apakah dia belajar dari pengalaman hidupnya itu? Menjauhkan dirinya dari lingkaran itu. Mencari teman hidup yang aman dan menjanjikan sebuah masa depan. Tentu yang menjadi tolak ukur di sini bukanlah soal materi. Tapi setidaknya dia mendapatkan seorang lelaki yang benar-benar mau menemani dirinya menjalani sebuah kehidupan rumah tangga yang wajar. Ataukah dia akan jatuh di lubang yang sama? Menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang sudah berkeluarga dan berakibat dengan sesuatu yang menyakitkan. Ditinggal begitu saja tanpa tanggung jawab apa pun. Ah, betapa biadabnya laki-laki semacam itu.

* * *

Dua minggu kemudian aku kembali datang ke pabrik itu, dan saat itu aku hanya ditemani oleh Puput karena pekerjaanku tak terlalu banyak. Ketika waktu menunjukkan pukul empat sore, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, maka aku pun siap-siap untuk pulang.

Tapi begitu sampai di halaman pabrik, ternyata waktunya berbarengan dengan bubarnya para karyawan, dan tentu ini perlu waktu untuk bisa keluar dari halaman pabrik. Karena ratusan karyawan keluar secara bersama-sama, dan sebagian karyawan memarkirkan motornya di halaman pabrik.

Terpaksa mobilku merayap secara perlahan. Setelah dicarikan jalan oleh satpam, akhirnya mobilku sampai di pintu gerbang. Dan kembali aku harus menunggu, karena di depan pintu gerbang begitu banyak motor berhenti, saya kira pasti motor penjemput karyawan. Entah orang tuanya, ojek langganan atau mungkin pacarnya.

Tiba-tiba aku melihat sosok Susi melintas di depan mobil, awalnya aku ingin membunyikan klakson untuk menarik perhatiannya. Kalau dia menoleh ke arahku, aku ingin menyapanya biarpun hanya dengan melambaikan tangan. Tapi aku urung kan, aku tak mau memancing perhatian banyak orang.