POHON Hayat adalah filosofi, imajinasi, cita-cita, harapan bahkan mungkin utopia. Tapi ironisnya untuk membayangkan Pohon Kehidupan di masa depan harus membabat pohon hidup.
Dalam praktiknya, tidak hanya menebang pohon tetapi sekaligus mengusir burung, kupu-kupu, monyet, ular, kadal, cacing dan jasad renik lainnya.
Artinya baru membayangkan Pohon Kehidupan saja sudah mengusir mahluk hidup yang sekaligus menghancurkan rantai makanan dan keberlangsungan ekosistem. Alam jadi tidak seimbang dan sejumlah hewan punah.
Alam rusak atau tidak seimbang sebelumnya juga sudah ditimbulkan akibat pembangunan infrastruktur yang masif seperti pembangunan Tol Trans Jawa, Trans Sumatra, jalur keret api Trans Sulawesi, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan bandar udara.
Pohon Kehidupan dan Nasib Kota
Hutan Kalimantan termasuk wilayah yang memasok oksigen untuk Indonesia bahkan dunia. Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah pasti mengakibatkan pasokan oksigen untuk Indonesia dan dunia berkurang.
Belum lagi selama ini, hutan sudah rusak karena dikavling menjadi wilayah tambang seperti batubara. Di tempat lain seperti hutan di kaki Gunung Gede-Pangrango bakal dibabat menjadi kawasan sumur energi panas bumi. Dampak yang sudah terasa setiap musim hujan di Kalimantan kerap dilanda banjir bandang dan banjir lumpur.
Secerdas dan seramah lingkungan seperti apapun, bila memang nanti IKN terwujud (entah kapan), seperti semua masalah besar ibu kota dan juga kita, akan mengalami konsekuensi dampak populasi.
Minimal IKN akan dihuni oleh 5 juta orang maka masalah air bersih, pasokan makanan, limbah rumah tangga dan sampah akan menjadi persoalan. Sebuah negara modern dan kaya raya seperti Paris saja hanya karena mogok kerja pengangkut sampah sebuah kota cantik, kota metropolis, kota yang bergairah, kota yang menggeliat siang dan malam dan kota yang inspiratif hanya dalam beberapa bulan berubah menjadi “Tempat Pembuangan Akhir Sampah”.
Pohon Hayat dan Indah di Konsep
Presiden Jokowi telah meresmikan Pohon Hayat sebagai logo IKN pada Selasa, 30 Mei 2023. Pohon Hayat, Pohon Kehidupan.
“Pohon Hayat ini adalah pohon kehidupan dan kita semuanya berharap logo Pohon Hayat ini akan menginspirasi IKN untuk menciptakan tempat kehidupan baru bagi kita semuanya, yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia nantinya,” kata Jokowi seperti dikutip dari presidenri.go.id.
Jokowi menjelaskan Pohon Hayat memiliki filosofi yang sejalan dengan semangat pembangunan IKN. Menumbuhkan rasa bangga dengan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara dan bangsa yang besar serta majemuk.
“Logo bertema Pohon Hayat juga dinilai dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan beserta ekosistemnya,” kata Jokowi.
Justru, saya merasa tergelitik dengan pernyataan Presiden Jokowi tentang, “menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan beserta ekosistemnya”.
Ada yang paradoks. Untuk mencapai imajinasi Pohon Kehidupan justru ditempuh dengan cara merusak ekosistem.
Sungguh, logika, filosofi, makna, frasa dan teori yang membingungkan!