Pemerintah tak bisa diandalkan, polusi udara perlahan-lahan membunuh warga Jakarta.
UDARA kotor merusak segalanya termasuk menghalangi pemandangan Gunung Salak dan Gede yang dapat dilihat dari Jakarta. Saking parahnya situasi saat ini, polusi udara semakin pekat.
Jangankan gunung, kabut yang tampak di Jakarta bukanlah awan cerah melainkan ketebalan polusi. Dilansir dari IQAir, polusi udara diperkirakan telah menyebabkan 8.400 kematian di Jakarta pada tahun 2023. Sementara, di tahun ini juga, kerugian karena polusi udara telah ditaksir mencapai US$2,2 miliar atau setara dengan Rp33 triliun.
Senin (14/8/2023), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebut, penyebab utama polusi udara di ibu kota berasal dari kendaraan bermotor bukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tenaga batu bara.
Data IQAir menunjukkan, tingkat polusi udara Jakarta pada 23 Agustus 2023 sudah masuk kategori tidak sehat sejak pkl 01.00 WIB. Pertanyaannya, apakah jalanan di Jakarta pada jam tersebut sedang dipenuhi kendaraan bermotor?
Kategori tidak sehat itu berlanjut pkl 16.00 WIB. Selanjutnya, pada pkl 17.00-24.00 WIB, kategorinya tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Setidaknya, terdapat 16 PLTU tenaga batu bara yang berada di sekitar Jakarta. Dari jumlah itu, 10 di antaranya berlokasi di Banten dan 6 lainnya di Jawa Barat. PLTU Cikarang Bekasi merupakan PLTU paling dekat dengan jarak 25,87 kilometer dari Monas. Sedangkan, yang paling jauh PLTU Suralaya Banten yakni 93,67 kilometer dari Jakarta.
Imbauan baik dari pemerintah daerah maupun pusat juga bukan solusi jangka panjang. Misalnya, work from home (WFH) bagi ASN dan mengganti kendaraan konvensional dengan kendaraan listrik. Studi dari Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mengungkapkan, udara di dalam ruangan bisa dua hingga lima kali lebih tercemar ketimbang udara luar ruangan. Jadi, keliru jika berpikir kualitas udara dalam ruangan lebih aman.
Selain itu, kendaraan listrik bukan solusi karena mayoritas sumber daya listrik Indonesia masih bergantung dari batu bara.
Artinya, sekali pun beralih, ini tidak menjadi solusi terbaik yang bisa diberikan oleh pemerintah.
Pemerintah memang telah mengumumkan rencana penghentian pembangkit listrik bertenaga batu bara untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Lalu, bagaimana nasib rakyat selama menunggu rencana itu terealisasi?
Paparan polusi udara memengaruhi kesehatan semua orang. Saat menghirupnya, polutan itu masuk ke aliran darah dan menyebabkan berbagi penyakit. Anak-anak di Jakarta telah menjadi korban akibat pencemaran udara.
Banyak di antara mereka yang alami sesak napas dan batuk serta pilek yang tak kunjung sembuh. Nahasnya. berdasarkan laporan Numbeo pada pertengahan 2023 ini, indeks pelayanan kesehatan Indonesia tidak bagus-bagus amat. Indonesia berada di posisi 56 dari 94 negara di dunia.
Indonesia memiliki hukum terhadap pencemar udara, namun dalam banyak kasus, penegakan hukumnya sangat sulit diterapkan. Jika ingin Indonesia tahun 2045 dipenuhi generasi emas, pemerintah pusat harus bertindak cepat dan memperkuat aturan terkait serta menjatuhkan hukum yang adil bagi industri pencemar. [Yat]