Ambisi Jokowi ini mengingatkan tentang tragedi Macbeth yang ditulis oleh William Shakespeare.
SECARA umum, ambisi mengacu pada dorongan menuju kesuksesan yang biasanya melibatkan kemauan dan energi yang terfokus. Namun, beda cerita jika itu adalah ambisi buta.
Ambisi buta merupakan keinginan tanpa kejelasan, persiapan, atau arahan. Sementara ambisi sering dapat membantu seseorang mencapai tujuan dengan cara yang sehat, ambisi buta dapat menyebabkan berbagai masalah. Misalnya, kebingungan, perilaku irasional, dan pilihan buruk yang dapat memengaruhi diri sendiri atau orang lain secara negatif.
Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tampak begitu berambisi dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Jika sebelumnya, Jokowi menggaet Singapura untuk berinvestasi dengan syarat mengekspor pasir laut.
Belum lama ini, Jokowi menawarkan IKN ke investor China. Upaya Jokowi ini mendapat opini negatif. Melansir RMOL, pengamat kebijakan publik, Jerry Massie memandang upaya Jokowi menawarkan IKN ke pemborong China dapat membahayakan kedaulatan negara.
Menurut Jerry, pengelolaan lahan IKN ke investor China ini berpotensi lahan yang merupakan milik negara justru bisa dikuasai sepihak. Jerry menilai, keputusan Jokowi itu menunjukkan karakteristik pemimpin yang irasional.
Jokowi tampaknya berjuang proyek IKN ini berhasil. Sayangnya, ini dapat mengesampingkan rasa benar dan salah mereka. Seseorang dengan ambisi buta mungkin menutup mata terhadap kesalahannya demi mencapai tujuan.
Ambisi Jokowi ini mengingatkan kita tentang tragedi Macbeth yang ditulis oleh William Shakespeare. Macbeth adalah drama tentang seorang pria ambisius yang ingin berkuasa dan melakukan apa saja untuk mencapainya.
Namun, dia dibutakan oleh obsesi kekuasaannya yang menyebabkan kejatuhannya sendiri. Dengan demikian, efek dari ambisi menyebabkan pikiran seseorang menjadi rusak yang menyebabkan kejatuhannya.
Jokowi berpikir seolah-olah mencapai sesuatu yang hebat. Tetapi kenyataannya, Jokowi tidak menyadari semua bahaya yang ditimbulkannya.
Sejak awal, IKN telah menimbulkan berbagai sejumlah persoalan. Mulai dari tanah warga yang dipatok, puluhan ribu masyarakat adat berpotensi digusur, cacat aspirasi publik, hingga kemungkinan melanggar HAM (hak asasi manusia).
Bagaimana pun, pemimpin yang ambisius merasakan dorongan yang tak terpuaskan untuk selalu melakukan sesuatu yang membawa mereka lebih dekat ke tujuannya. Menjadikan meraka menjadi sibuk dan tidak sabar. Apalagi, sisa waktu Jokowi sebagai Presiden RI hanya sampai Oktober 2024. Inilah yang membuat Jokowi semakin sibuk dan menjadi lebih tergesa-gesa dalam mewujudkan tujuannya dalam proyek IKN Nusantara. [Yat]