Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Kontemplasi

Putra-Putri

:: Supardi Kafha
27 Maret 2023
dalam Kontemplasi
putra nabi muhammad

Ilustrasi foto: Unsplash/Ashkan Forouzani

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

TUJUH bulan kemudian, masih dari cerita Mohamad Jebara, Khadijah melahirkan seorang anak laki-laki. Muhammad menamai Al-Qasim.

Tentu saja, saya dan kita semua bisa membayangkan, sebagai seorang yatim piatu, betapa Muhammad penuh kekaguman menatap putra sulungnya itu. Dengan nama Al-Qasim, pengisi kekosongan, seolah ia hendak mengatakan bahwa putranya telah turut mengisi kebelumsempurnaan pasangan baru itu.

Ya, Muhammad mengatakan kepada Khadijah bahwa dirinya, istrinya, dan juga kita semua ini adalah manusia yang belum sempurna. Ibarat angka 99, angka yang belum selesai, atau tepatnya nyaris selesai. Dan anak dalam sebuah keluarga merupakan penggenap kekurangan, sehingga mencapai bulat penuh.

Makna “belum sempurna” ini juga menyeret pada pemahaman bahwa kehidupan ini memang dihadapkan pada keadaan yang nyaris selesai. Bahwa kehidupan tidak akan selesai sebelum setiap individu turut serta beramal menyambung estafet kehidupan sebelumnya.

BACAJUGA

pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Ketiadaan Kepentingan

Ketiadaan Kepentingan

31 Mei 2023

Itulah sebabnya, kita mengenal doktrin bahwa manusia pada aslinya baik, dan dinyatakan pula bahwa tidak adanya amal baik akan menghancurkan kesempurnaan aslinya.

Nah, Jebara melanjutnya kisahnya, setelah Al-Qasim cukup besar, Muhammad kerap membawanya berjalan-jalan di alam terbuka, dan mengajaknya bermain. Dalam hal ini, lagi-lagi Khadijah makin kesengsem pada Muhammad. Sebagai kepala rumah tangga, Muhammad mau terlibat dalam pengasuhan Al-Qasim, juga Abdullah, putranya yang kedua.

Padahal, dalam usianya yang sudah 28 tahun, dan telah menjadi salah seorang terkaya di Makkah, ia tetap mau mengganti baju anak-anaknya, memandikan mereka. Mengganti popok Abdullah. Menggendong Al-Qasim, dan membawanya ke pasar.

Namun, ujian Tuhan tetap berlaku. Di suatu malam, setelah menidurkan balita-balitanya itu, Muhammad berbincang kepada Khadijah untuk mengajak Al-Qasim berjalan-jalan. Dan esoknya, saat hendak membangunkan si sulung, didapatinya Al-Qasim sudah tak bernyawa.

Sungguh, betapa sedih tak terkira mendera Khadijah, yang saat itu tengah hamil anak yang ketiga. Sedang Muhammad, dengan tabah mempersiapkan pemakaman putra sulungnya. Dengan didampingi keluarga besar dan sahabatnya, Abu Bakar, saat itu masih bernama ‘Atiq, Muhammad menguburkan jenazah Al-Qasim.

Selang beberapa bulan kemudian, Khadijah melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Zainab. Bayi cantik ini diharapkan turut membantu Abdullah untuk bisa menyempurnakan pasangan Muhammad-Khadijah.

Namun, seperti halnya sang kakak, Abdullah ternyata turut menyusul pulang kepada-Nya. Ya, kepulangan yang sungguh mendadak, dan tanpa tanda, persis Al-Qasim. Muhammad, dan lebih-lebih Khadijah, sangat terpukul dengan kepulangan putra kedua.

Muhammad berusaha menenangkan emosi Khadijah, dan bisa menjaga kondisi kandungan anaknya yang keempat. Kemudian, persis ketika Muhammad berusia 30 tahun, sang jabang itu pun lahir, dan sangat cantik, serta diberinya nama Ruqayyah.

Berikut saat berusia 32 tahun, lahir lagi seorang putri, Ummu Kultsum. Dan tiga tahun kemudian lahir Fathimah. Namun, dua tahun sebelum kelahiran putri keempat ini, Abu Thalib berada dalam kesulitan finansial yang berat. Sehingga, Muhammad membawa Ali, yang berusia lima tahun, sebagai anggota keluarga.

Fathimah lahir. Dan kelahirannya ini menjadi penutup Khadijah untuk bisa hamil atau melahirkan lagi putra-putri Muhammad. Muhammad pun menamai Fathimah untuk putri bungsunya ini karena terkesan dengan bibinya yang telah mengasuh dirinya sedemikian rupa. Fathimah, sang bibi, menyayangi Muhammad, sangatlah menyayangi.

Dan waktu membuktikan, kita ketahui dalam riwayat-riwayat, Fathimah sang putri bungsu Muhammad ini memiliki peri perangai persis ayahnya. Ia berperasaan halus, bertutur kata luwes dan jelas, serta penuh percaya diri.

Demikian, bahwa akhirnya keempat putri itulah, beserta putra angkat Zaid dan Ali, yang menyemarakkan rumah tangga Khadijah bersama Muhammad. Rumah tangga mereka Bahagia. Muhammad mengagumi putri-putrinya: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah.

Ungaran, 27 Maret 2023

Editor: Lukni
Topik: Al-QasimKhadijahNabi Muhammad Saw
Supardi Kafha

Supardi Kafha

Pegiat Taman Baca Masyarakat

POS LAINNYA

Ibnu Arabi
Kontemplasi

Ibnu Arabi

7 Juni 2023
peradaban tasawuf
Kontemplasi

Peradaban Tasawuf

6 Juni 2023
pendengar
Kontemplasi

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
sabar dan ikhlas menghadapi cobaan
Kontemplasi

Resep Gus Baha, Sabar dan Ikhlas Menghadapi Cobaan

3 Juni 2023
Pidato 1 Juni
Kontemplasi

Pidato 1 Juni

2 Juni 2023
Ketiadaan Kepentingan
Kontemplasi

Ketiadaan Kepentingan

31 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?

Aktivis Perempuan Ingatkan Capres dan Cawapres Mendatang Memiliki Perspektif Gender dan Environment

Aktivis Perempuan Ingatkan Capres dan Cawapres Mendatang Memiliki Perspektif Gender dan Environment

TRANSLATE

TERBARU

Pemberdayaan masyarakat berbasis theologis
Opini

Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Theologis, Berbasis Riset Dan Teknologi Informasi

:: Noerjoso
7 Juni 2023

Pemberdayaan masyarakat

Selengkapnya
Ibnu Arabi

Ibnu Arabi

7 Juni 2023
Inna Fatahna

Inna Fatahna, Pembuka Kitab Maulid dan Keutamaannya

7 Juni 2023
Pemilu Proporsional Tertutup

Lini Masa Polemik Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

6 Juni 2023
Cawapres PDIP

Demokrat Tak Goyah Dukung Anies Meski AHY Masuk Bursa Cawapres PDIP

6 Juni 2023
tiket gratis

Budaya Kasih Tiket Gratis ke Pejabat Harusnya Disetop

6 Juni 2023
Kendaraan Belum Uji Emisi Bakal Ditilang, Cek Jadwal & Lokasi Uji Emisi Gratis di Jakarta

Kendaraan Belum Uji Emisi Bakal Ditilang, Cek Jadwal & Lokasi Uji Emisi Gratis di Jakarta

6 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Pemberdayaan masyarakat berbasis theologis
Opini

Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Theologis, Berbasis Riset Dan Teknologi Informasi

:: Noerjoso
7 Juni 2023

Pemberdayaan masyarakat

Selengkapnya
Formula E Ya Anies

Formula E Ya Anies

6 Juni 2023
Hakim MA, Demokrasi dan Pemilu 2024

Hakim MA, Demokrasi dan Pemilu 2024

6 Juni 2023
Mochtar Pabottingi dan Nawacita

Mochtar Pabottingi dan Nawacita

6 Juni 2023
perilaku politik

Letargi Kebudayaan dan Perilaku Politik

6 Juni 2023
Mengusahakan KPBU

Mengusahakan KPBU di Ibukota baru

5 Juni 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang