Meski terbilang sudah sukses, Anya tetap melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya sebagai pengacara.
BARISAN.CO – Lebih dari satu dekade silam, Vania Olga Davita mendapat kabar jika perusahaan maskapai Garuda Indonesia sedang open recruitment untuk cabin crew. Dari latar belakang keluarganya, beberapa diantaranya bekerja di industri penerbangan. Ada yang berprofesi sebagai pilot di Indonesia dan Amerika, dan ada yang sebagai cabin crew.
Atas dasar itulah, Anya disarankan untuk melamar oleh sepupunya. Perempuan yang akrab disapa Anya sebenarnya iseng-iseng melamar.
“Awalnya iseng, ga yakin bakal keterima karena Garuda Indonesia lumayan susah masuknya, banyak tahapannya. Eh, ternyata malah lolos,” kata perempuan asal Palembang ini kepada Barisanco.
Selama menjadi cabin crew Garuda Indonesia, Anya merasa senang karena bisa mendatangi banyak tempat belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Bahkan, menurut penuturannya ke tempat yang tidak pernah dia pikir akan dikunjungi.
Dalam pekerjaan di bidang apapun, pasti ada dukanya. Hal ini juga dialami Anya, misalnya saja tidak bisa berkumpul dengan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri karena harus terbang. Beberapa kali juga, Anya mengalami beberapa kejadian yang agak sedikit membuat shock selama penerbangan.
Tahun 2015, Anya memutuskan resign dari Garuda Indonesia. Setelah itu, Vania Olga Davita mendapat tawaran dari Emirates Airlines, tapi Anya tak mengambilnya karena tidak mendapat restu orang tua.
“Karena kebetulan base-nya jauh di Dubai. Jadinya, saya belajar meneruskan usaha orang tua,” ungkap Anya.
Ibunya adalah pemilik usaha Almira Songket. Sedangkan ayahnya, mantan pegawai BUMN dan kini buka usaha travel umroh dan haji plus, Mawaddah Tour & Travel. Selain punya darah pengusaha, Anya memang tekun menjalani bisnisnya.
Selama meneruskan usaha keluarga, Anya mengaku, tantangan yang dia rasakan sebagai seorang pengusaha di bidang travel adalah persaingan karena banyak travel umroh dan haji plus yang bermunculan saat ini. Sehingga, sebisa mungkin, dia berusaha keras untuk memberikan yang terbaik. Selain itu, Anya juga open jastip Titip.acacu.
Sebenarnya, seperti kebanyakan anak-anak, saat kecil Anya bercita-cita menjadi dokter. Lambat laun, cita-cita itu berubah menjadi pengacara. Kini, di tengah kesibukannya sebagai enterpreneur, Anya melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum agar kelak tercapai impiannya itu.
Anya berpesan kepada perempuan di luar sana agar tidak merasa minder dari manapun asalnya. Menurutnya, yang menentukan nasib kita ke depan adalah diri sendiri bukan orang lain.
“Teruslah berusaha menggapai apa yang kamu impikan, jangan gampang menyerah dengan keadaan. Percayalah, apa yang kamu senangi belum tentu baik untukmu dan apa yang baik dari Allah untukmu pastinya nanti akan kamu senangi,” pesan Anya.